Sabtu, 15 Juni 2013

Lomba Artikel Kependudukan

ini adalah tulisan kebanggaan saya. terimakasih bagi yang sudah mendukung saya di "Lomba Menulis Kreatitif Kependudukan" oleh dinas BKKBN Jawa Timur. *the first winner from JaTim*

Nama               : RISKA MAULANI AHMI
Sekolah            : SMA Negeri 2 Bondowoso
Kategori           : Remaja
 ANCAMAN >> ” Booming population” << SOLUSI
Sejak dulu, seluruh negara di dunia memiliki masalah “BOOMING POPULATION”. Apa sih booming population ? booming population adalah kata lain dari ledakan penduduk. Penduduk sendiri diartikan sebagai sekelompok orang (masyarakat) yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Sedangkan kata “ledakan” identik dengan sesuatu yang berlebihan yang tidak seimbang dengan pembandingnya.
Saat ini negara kita, indonesia. Berada pada posisi negara yang memiliki jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa. Menurut  Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso. Angka pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ini disebabkan oleh 3 faktor yang ada, yakni : kuantitatif, kualitas dan dinamika.
berdasarkan faktor kuantitatif, Sudibyo mengatakan pula bahwa struktur dan persebaran juga memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan penduduk di Indonesia. Saat ini persebaran penduduk di Indonesia tidak merata, baik antar pulau, provinsi, kabupaten, maupun antar kota dan desa. Banyak penduduk Indonesia yang bermukim di pulau jawa, dan sedikit sekali yang bermukim di daerah luar jawa, kenapa ? ya, hal ini diakibatkan karena ; jawa sebagai pusat pemerintahan, memiliki kandungan tanah vulkanis yang subur, merupakan pusat kegiatan ekonomi-industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja, tersedia berbagai jenjang pendidikan, dan memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar. Hingga saat ini, bisa dikatakan hanya ada sekitar 2% penduduk yang melakukan perpindahan keluar jawa seperti daerah Sulawesi, Sumatera, bahkan Papua. Hal ini sangat berdampak besar pada aktifitas (keadaan sosial) dan fenomena yang akan terjadi pada wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Dan hal ini juga berdampak pada daerah yang memiliki jumlah penduduk yang rendah. Selanjutnya, adalah struktur. Struktur juga memiliki pengaruh terhadap kualitas. Dengan ini kita bisa tahu jumlah tenaga kerja, baik yang produktif maupun non produktif. Menurut Soedibyo, di Indonesia, jumlah usia sekolah dan balita sebesar 28,87%, angkatan kerja 63,54%, dan lansia (lanjut usia) sekitar 7,59% atau pencapaian sekitar 17 juta jiwa penduduk lansia. Hal ini bisa juga dapat mengetahui tingkat angka ketergantungan. Sebelum program KB dilaksanakan, angka ketergantungan penduduk Indonesia adalah 86 anak per 100 penduduk usia kerja. Artinya, pada tahun 1970-an setiap 100 pekerja mempunyai 86 anak yang menjadi tanggungannya. Pada tahun 2000 angka ketergantungan menurun menjadi 55 per 100 penduduk usia kerja. Jadi program KB selama ini telah mampu mengurangi beban penduduk usia kerja untuk menanggung anak-anak.

Berdasarkan faktor kualitas. Faktor kualitas ini erat kaitannya dengan pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial budaya dalam masyarakat
Faktor ke-3 yakni dinamika. Menurut geografi, dinamika adalah perubahan keadaan penduduk. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni; kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Ke-tiga hal ini dapat diketahui melalui sensus penduduk, registrasi, dan survey penduduk. Sensus penduduk adalah pencacahan jumlah penduduk dalam kurun waktu 10 tahun. Sensus penduduk pertama kali dilaksanakan pada zaman Hindia-Belanda di tahun 1930. Sedangkan pemerintah Indonesia sendiri melaksanakan sensus dimulai pada tahun 1961, 1971, 1980, 2000, dan yang terahir 2010. Registrasi adalah kumpulan data kelahiran, kematian, migrasi dan lain-lain. Sedangkan survey menggunakan sampel yang sudah dinggap mewakili keseluruhan. Biasanya untuk kepentingan tertentu dan mencakup wilayah yang sempit.

Booming population bisa berakibat pada bencana kependudukan. Apa sih yang dimaksud dengan bencana kependudukan ? bencana kependudukan adalah sebuah fenomena dalam masyarakat yang lebih mengarah pada hal negatif akibat dari adanya booming population (kepadatan penduduk). Bencana ini berkonsentrasi pada beberapa aspek, yakni ;
a.      Aspek sosial budaya meliputi masalah kesehatan dan pendidikan. Saat ini pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Hingga mencapai jumlah 250 juta jiwa pada tahun 2013. Pastinya pemerintah Indonesia harus bisa mencukupi kebutuhan penduduknya terutama dalam hal sosial budayanya.

Masalah pertama yakni dalam hal kesehatan. Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Menurut BPS , tahun 2005 tingkat kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi yakni 35 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah mengalami penurunan sebelumnya yang mencapai angka 51 per 1000 pada tahun 1990. Angka kematian ibu saat melahirkan juga mengalami penurunan dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 307 pada tahun 2005. Angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan tersebut menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang masih rendah. Rendahnya tingkat kesehatan penduduk ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan kurangnya layanan kesehatan masyarakat, terutama didaerah-daerah terpencil. Di Indonesia, penduduk yang mendapat pelayanan kesehatan hanya sekitar 43% saja.

Masalah kedua yakni dalam hal pendidikan. Bagaimanakah wajah pendidikan Indonesia saat ini ? adakah perkembangan yang sangat signifikan ? berada pada peringkat berapakah negara kita pada pedidikan dunia ?. berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 : The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkn organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York pada tahun 2011 indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi ketika mncapai 0,95-1. Jadi Indonesia masih tergolong dalam negara yang memiliki tingkat pendidikan rendah di dunia. Namun dalam Asia, Indonesia masih tergolong sebagai negara yang memiliki tingkat pendidikan medium, walaupun negara kita masih tertinggal jauh dengan Brunei Darussalam yang berada pada nomor 34 dunia. Di luar hasil survei tersebut, kita sudah bisa membaca bahwa saat ini telah banyak orang Indonesia yang mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Namun dapat kita ketahui dengan jelas, masih banyak pula anak-anak Indonesia yang kurang mendapat perhatian penuh dalam hal pendidikan, terutama di pedalaman, yang memiliki akses sulit untuk dicapai. Karena masalah ini pulalah banyak para guru di Indonesia yang kurang berminat untuk mengajar di pedalaman.

b.      Aspek ekonomi meliputi kemiskinan, kesejahteraan, produktifitas dan beban ketergantungan. penduduk adalah faktor penting dalam suksesnya pelaksanaan pembangunan, karena penduduk sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan yang nyata. Namun jumlah penduduk yang besar juga mengakibatkan banyak dampak buruk atau ancaman masalah kependudukan. Baiklah, kita akan membahasa masalah tersebut ;

Masalah pertama adalah kemiskinan. pemerintah Indonesia haruslah benar-benar memikirkan tentang pemerataan penduduk, pendapatan, dan juga lapangan pekerjaan. Jika ketiganya tidak merata, maka dapatlah dampak yang buruk, yakni kemiskinan dan adanya lahan perumahan kumuh di tengah kota besar. Hal ini memang menjadi ancaman dan hal yang sulit bagi Indonesia, karena seperti yang telah kita ketahui, Indonesia masih tergolong dalam negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi, sehingga pemerintah pastilah merasa kesulitan dalam penyeimbangan ketiga aspek diatas.
Masalah kedua yakni kesejahteraan. Bagaimanakah kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia kali ini ? apakah kurang, cukup, atau sudah baik ?. dulunya, negara di dunia menggunakan indikator GNP (Gross National Product). Namun dengan berjalannya waktu, indikator tersebut mulai menghilang keakuratannya, karena ada indikator baru yakni indeks pembangunan masyarakat (IPM) yang disampaikan oleh salah satu ekonom Pakistan. Jika dilihat dari indeks pembangunan masyarakatnya, di Indonesia pada tahun 2013 indeks pembangunan manusia (IPM) menyatakan bahwa pada tahun 2012 IPM meningkat sebesar 0,629. Pertumbuhan yang sangat signifikan tersebut mengalamai kenaikan sebesar 49% per tahun atau tumbuh 1,3 % pertahun. Saat ini Indonesia berada di urutan 121 di dunia. Indonesia merupakan negara yang berhasil membuat kebijakan investasi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan pekerjaan, hal inilah yang menyebabkan IPM Indonesia terus naik. Namun diluar keberhasilan tersebut, Indonesia masih memiliki angka kesejahteraan yang sangat rendah.
Masalah ketiga adalah produktivitas dan beban ketergantungan. Hal ini sudah sedikit disinggung di paragraf teratas artikel ini. bahwa hasil survei dan sensus mengatakan bahwa angka ketergantungan di Indonesia masih tinggi yakni mencapai angka 55 per 100 penduduk usia kerja. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki banyak penduduk, pemerataan penduduk, pendapatan, dan kesempatan kerja yang tidak merata. Sehingga menyebakan angka ketergantungan di Indonesia masih tinggi.

c. Aspek ketenagakerjaan meliputi pengangguran terbuka, setengah pengangguran dan pekerja disektor informal. Dalam aspek yang ke tiga ini hampir sama dengan masalah ketiga pada aspek ke dua. Tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan yang sangat tipis dibandingkan dengan tahun 2012. Pada tahun 2012 tungkat pengangguran mencapai 7,24 jiwa sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan, yakni 7,17 juta jiwa. Sebab adanya pengangguran di Indonesia ialah, adanya jumlah angkatan kerja yang tidak sesuai dengan jumlah lapangan pekerjaan yang bersedia menampung para angkatan kerja.


d.      Aspek lingkungan hidup meliputi pencemaran lingkungan, bencana alam, peningkatan proporsi lahan, keseimbangan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Ke lima hal yang masuk dalam aspek lingkungan tersebut, pastilah terjadi di Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang tinggi, pastinya akan membawa dampak pada penggunaan lahan yang berlebihan. Tidak meratanya penduduk juga berdampak pada penggunaan lahan. Lihat saja di pulau jawa, pulau yang memiliki tingkat kepadatan yang paling besar di Indonesia ini sudah banyak menggunakan lahan pertanian sebagai lahan pemukiman dan industri, lalu bagaimana dengan daerah di luar jawa ? pastilah akan banyak sekali lahan yang tidak digunakan, karena banyak penduduk yang lebih berdomisili di jawa. Padatnya penduduk inilah yang akan membawa dampak buruk pada lingkungan. Jumlah penduduk yang banyak akan menyebabkan tingkat pencemaran sangat tinggi. Karena dalam masyarakat yang padat penduduk pastinya telah modern, sehingga banyak masyarakat yang telah menggunakan bahan-bahan modern berbahaya bagi lingkungan.
Itulah tadi penjelasan mengenai Booming Population dan bencana kependudukan di Indonesia. Dari beberapa fenomena diatas, banyak sekali yang harus kita benahi di negara kita tercinta ini. terutama pada masalah ledakan penduduk yang akan terus terjadi, karena manusia akan selalu bereproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bagaimanakah solusi dari bencana kependudukan dari setiap aspek tersebut ? marilah kita mulai untuk solusinya :
1.      Dalam aspek sosial budaya meliputi masalah kesehatan dan pendidikan.
Dalam hal kesehatan. Yang di butuhkan oleh masyarakat saat ini adalah kepedulian dari pada aktifis kesehatan. Mulailah membuat perkumpulan atau organisasi peduli masyarakat yang dimana dalam organisasi tersebut merupakan para aktifis kesehatan yang peduli akan masyarakat dan mulailah untuk menggunakan tindakan nyata membantu saudara kita yang ada di pedalaman. Dan dalam pendidikan, pemerintah harus lebih peka dengan hal ini, karena masa depan bangsa kita ada di tangan tunas bangsa ini. seharusnya pemerintah juga bisa meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki kualitas dan sistem pembelajaran wajib belajar 12 tahun.
2.      Aspek ekonomi meliputi kemiskinan, kesejahteraan, produktifitas dan beban ketergantungan. Meningkatkan SDM dengan adanya pendidikan yang baik dan pemerintah harus menyadarkan akan pentingnya dalam berwirausaha pada masyarakat, agar bisa mandiri dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Misalnya dengan membuat sebuah organisasi khusus untuk melatih ketrampilan berwirausaha di tiap daerah, dimana pendidikan ketrampilan tersebut terfokus pada potensi dan budaya daerah masing-masing. Selain itu pemerintah harus lebih gencar lagi untuk terus menyukseskan program KB, yang saat  ini telah mengalami perubahan yang sangat berarti dalam mengurangi angka ketergantungan.
3.      Aspek ketenagakerjaan meliputi pengangguran terbuka, setengah pengangguran dan pekerja disektor informal. Sama dengan aspek ke dua bahwa pemerintah harus menyadarkan akan pentingnya dalam berwirausaha pada masyarakat, agar bisa mandiri dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
4.      Aspek lingkungan hidup meliputi pencemaran lingkungan, bencana alam, peningkatan proporsi lahan, keseimbangan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Pemerintah haruslah melakukan pemerataan penduduk dengan mensukseskan lagi transmigrasi penduduk. Dan untuk pencemaran lingkungan, sebaiknya kita membuat sebuah organisasi peduli lingkungan yang lebih menargetkan pada anak muda agar lebih mencintai lingkungan. Dan hal ini bisa di kemas dengan menarik lewat acara-acara anak muda, sehingga bisa membuat banyak orang dari berbagai kalangan bisa sadar. Bahwa lingkungan yang sehat itu penting.
Inilah artikel saya mengenai BOOMING POPULATION. Disini kita bisa mengetahui, bahwa Indonesia masih memiliki banyak masalah besar dalam hal dampak “BOOMING POPULATION”, saya berharap, Semoga artikel ini membawa banyak manfaat bagi para pembaca. Dan saya juga berharap artikel ini bisa membantu pemerintah untuk memperbaiki masalah kependudukan Indonesia. Teimakasi.. salam semangat!!






                       
Referensi :
buku GEOGRAFI kita karya Nandi. Penerbit Ricardo Publishing Printing
buku GEOGRAFI Winner’s Book