Rabu, 26 Februari 2014

DAMPAK OSIS TERHADAP TIPE KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS


Oleh :
Kholis Ferdiansyah
Nadhea Nirmala
Nayundha Maharani
Riska Maulani Ahmi
 
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat limpahan Rahmat-Nya kami telah berhasil menyusun Laporan Penelitian yang memiliki judul Pengaruh OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Bondowoso”. Laporan ini di maksudkan untuk mengetahui seberapa besar dampak OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan dengan melakukan berbagai riset melalui angket yang akan mengambil sampel dari pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Bondowoso.
Ucapan terima kasih juga turut kami haturkan kepada guru pembimbing pelajaran sosiologi yakni Bapak Agus Wahyudi, yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengerjakan laporan penelitian ini.
Karena kami hanyalah seorang insan biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, kami segenap pengurus Laporan Penelitian ini, mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari guru untuk dapat mengambil langkah yang lebih baik pada pembaca Laporan Penelitian ini. Semoga saja Laporan Penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca khususnya dan bagi para generasi penerus bangsa dalam upaya membuka cakrawala dunia.
Penulis            









Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A.  Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B.  Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C.  Batasan Masalah.........................................................................................................2
D.  Tujuan Riset................................................................................................................2
E.   Manfaat Riset.............................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................4
A. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).....................................................................4
1.    Pengertian OSIS.................................................................................................4
2.    Dampak OSIS.....................................................................................................6
B. Kepemimpinan...........................................................................................................7
1.    Pengertian Kepemimpinan..................................................................................7
2.    Tipe Kepemimpinan……………………………………………………………8
3.    Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik...........................................................................11
C. Hubungan Kepemimpinan dan OSIS….…………………………..……………….15
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................16
A.  Variabel…………………………………………………………...………………..16
B.   Populasi…………………………………………………………...……………......16
C.   Sampel…………………………………………………………...………………....16
D.  Teknik Pengumpulan Data……………………………………...……………….....17
E.   Teknik Analisis Data…………………………………………..………………......18
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH………..…………………………………………19
BAB V PENUTUP...............................................................................................................27
A.    Kesimpulan………………………………………………..……………………….27
B.     Saran……………………………………………………..………………………...27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
             Penelitian ini memiliki judul Pengaruh OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Bondowoso”. Penulis ingin mengetahui seberapa besar dampak OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan, dengan melakukan berbagai riset melalui angket yang akan mengambil sampel dari pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Bondowoso.
            Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa kepemimpinan merupakan salah satu modal para penerus bangsa untuk bisa membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih baik di masa depan. Apalagi dengan adanya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tentunya membawa dampak yang besar bagi siswa. Baik dampak positif, maupun dampak negatif dan dengan adanya penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan kepemimpinan mereka terasah dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
            Selain itu, penulis juga ingin mengetahui seberapa besar dampak positif dan negatif yang dirasakan siswa-siswi pengurus OSIS sebelum dan sesudah menjadi pengurus OSIS.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Adakah pengaruh OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII ?
2.      Apakah dampak positif dan negatif yang dirasakan siswa-siswi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso dari sebelum dan sesudah menjadi pengurus OSIS ?
3.      Bagaimanakah karakter yang dibentuk oleh OSIS terhadap pengurus OSIS ?

C.    BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, kami membatasi pada kemampuan dari para pemimpin (pengurus OSIS) dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Dengan melakukan pembatasan ini, kita bisa mengetahui tipe-tipe kepemimpian setiap pemimpin yang penulis pilih untuk di teliti (pengurus OSIS).
Yang kedua, batasan yang akan kami pilih adalah dalam hal dampak positif dan negatif OSIS terhadap pengurusnya selama sebelum maupun sesudah menjabat menjadi pengurus OSIS. Hal yang akan kami batasi adalah mengenai kesubjektifan pendapat dari narasumber. Apabila terlalu subjektif, maka akan kami pertimbangkan untuk dijadikan hasil akhir atau kesimpulan.
Yang ketiga, batasan yang akan kami pilih adalah dalam hal karakteristik yang terbentuk melalui OSIS. Kami akan membatasi pada seakurat apakah ciri-ciri kepemimpinan yang dimiliki oleh pengurus OSIS dengan keadaan nyata yang dirasakan oleh narasumber.
Dengan demikian, kami akan membatasi narasumber kami hanya dari pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso kelas XI dan XII saja.
D.    TUJUAN RISET
            Tujuan diadakannya penelitian ini ialah :
1.      Untuk mengetahui dampak OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan siswa-siswi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso.
2.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif OSIS terhadap siswa-siswi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso.
3.      Untuk mengetahui karakter yang dibentuk oleh OSIS terhadap siswa-siswi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso.

E.     MANFAAT RISET
·         Manfaat bagi penulis
Manfaat dibuatnya penelitian ini ialah, dengan ini kami sebagai penulis bisa memiliki pengetahun lebih mengenai cara pembuatan laporan penelitian terutama dalam penelitian yang lebih mengarah kepada kegiatan sosialisasi dalam masyarakat (sosiologi).
·         Manfaat bagi siswa
Manfaat bagi siswa. Laporan ini bisa menjadi pengetahuan bagi siswa-siswi untuk mengetahui dampak organisasi terhadap proses pembentukan karakter mereka sebagai anak remaja menuju dewasa.
·         Manfaat bagi guru
            Manfaat untuk guru. Laporan penelitian ini bisa menjadi referensi guru untuk lebih mengetahui seberapa besar dampak OSIS sebagai organisasi tertinggi disekolah terhadap pembentukan kemampuan kepemimpinan atau pembentukan karakter siswa. Sehingga dengan adanya penelitian ini, guru bisa memberikan masukan atau bahkan pembenahan bagi kepengurusan OSIS selanjutnya.  




BAB II
LANDASAN TEORI


A.    OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
1)        Pengertian
a.      Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:
                                                              i.      Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
                                                            ii.      Siswa
Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
                                                          iii.      Intra
Intra adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.


                                                          iv.      Sekolah
Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan.
b.      Secara Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
c.       Secara fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.
d.      Secara Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok :
1.      Berorientasi pada tujuan
2.      Memiliki susunan kehidupan kelompok
3.      Memiliki sejumlah peranan
4.      Terkoordinasi
5.      Berkelanjutan dalam waktu tertentu.
2)        Dampak OSIS
Pengurus adalah seluk beluk yang berhubungan dengan tugas pengurus (KBBI), dengan pernyataan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa kepengurusan adalah pengurus yang berada didalam organisasi yang memelihara sebuah organisasi untuk lebih memajukan kinerja organisasi tersebut.
Dengan mengikuti kepengurusan OSIS, maka didalam diri siswa akan tertanam sikap untuk menjadi seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin tersebut yang pertama kali harus dilakukan oleh seorang siswa adalah mempunyai rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab ini akan muncul apabila ada unsur paksaan. Unsur paksaan ini bersifat positif guna untuk menumbuhkan tanggung jawab didalam diri seorang siswa.
Kalau sudah tumbuh rasa tanggung jawab dalam diri siswa, maka siswa tersebut dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin. Karena untuk menjadi seorang pemimpin selain mempunyai sekil dan kemampuan, seorang pimimpin juga harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.

Dampak yang ditimbulkan dari mengikuti kepengurusan OSIS
v  Dampak Positif
-          Menambah rasa percaya diri
-          Meningkatkan rasa kebersamaan
-          Memiliki banyak pengalaman
-          Cepat menemukan problem solving dalam menghadapi permasalahan
-          Memiliki jiwa sosial yang tinggi
-          Banyak dikenal oleh warga sekolah maupun luar sekolah
v  Dampak Negatif
-          Sulit membagi waktu antara belajar dan organisasi
-          Jarang mengikuti pelajaran di kelas
-          Prestasi belajar menurun

B.     KEPEMIMPINAN
1)      Pengertian
-          Kepemimpinan
Menurut Richard L. Daft, kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah di observasi tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami. Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Menurut Stoner, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Selain itu kepemimpinan juga memiliki beberapa arti, yakni  :
1.                   Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang, yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya.
2.                   Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki, membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya dan bahkan sanggup berkorban.
3.                   Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrumen untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya, mentaati segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Selain itu kepemimpinan  sebagai suatu kemampuan menghandel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi (perpecahan yang menimbulkan silang pendapat) sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar. Kepemimpinan juga merupakan kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah.
Dengan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.




2)        Tipe Kepemimpinan
1.         Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk sebagai berikut :
a)        Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b)        Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c)        Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
a.       Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
b.      Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c.       Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
d.     Menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2.         Tipe Paternalistik/Maternalistik
                        Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
            Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
                        Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini mengembangkan sikap kebersamaan. Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut :
(1)        Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, jadi segala sesuatu yang ingin dicapainya dikerjakan sendiri.
(2)        Mereka bersikap terlalu melindungi.
(3)        Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
(4)        Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
(5)        Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
(6)        Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
                        Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan  tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih-lebihan.
                        Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
3.                            Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

4.                            Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
a.       Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b.      Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
c.       Status quo organisasional tidak terganggu
d.      Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e.       Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.




5.                       Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
6.                  Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
3)      Ciri-ciri pemimpin yang baik
1.             Mengatakan kebenaran
Dalam relasi sosial sehari-hari maupun dalam dunia bisnis, ada sebagian orang sering kali harus “menelan kebenaran”. Mengatakan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati orang lain dan supaya terlihat menyenangkan di depan orang banyak. Pemimpin sejati tidaklah demikian. Mereka tidak akan pernah mengkhianati diri sendiri dengan mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan diri mereka. Mengatakan kebenaran adalah mengenai berkata jelas, jujur dan autentik. Hal inilah yang dekat dengan karakter integritas.
2.             Memimpin dengan hati
Kepemimpinan sebetulnya adalah masalah yang berkaitan dengan orang banyak. Pemimpin terbaik menggunakan hati ketika berinteraksi serta tidak ragu menunjukkan kepekaan mereka. Mereka itu orang yang peduli pada orang lain dan berusaha menyisihkan waktu untuk orang-orang di sekitarnya.
3.    Memiliki moralitas yang baik
Jati diri berbicara lebih lantang dari ucapan. Keunggulan yang ada pada karakter pemimpin adalah kekuatan sejati dan orang lain dapat merasakannya sekalipun dari jauh. Pemimpin sejati berperilaku seperti karakter mereka. Mereka melakukan sesuatu sesuai perkataan mereka dan sejalan dengan nilai utama yang mereka anut. Pemimpin sejati memiliki sifat yang baik dan mulia sehingga orang lain akan menghormati dan mendengarkan perkataan mereka.
4.    Berani
Seorang pemimpin perlu keberanian yang besar untuk memiliki sikap yang berbeda dengan orang banyak. Butuh nyali yang tebal untuk menjadi visioner. Selain itu diperlukan kekuatan untuk melakukan apa yang dianggap baik walaupun bukan merupakan hal yang mudah. Di dunia ini manusia lebih banyak memilih jalur yang lebih mudah. Sedangkan pemimpin sejati akan menempuh jalan yang tidak biasa dilewati dan melakukan hal yang benar, bukannya melakukan hal yang mudah.
5.    Membangun tim dan menciptakan komunitas
Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai manusia adalah kebersamaan. Di masa lalu banyak di jumpai manusia memiliki komunitas di lingkungan tempat sekitarnya. Manusia mempunyai acara bersama dengan orang-orang sekitarnya. Pemimpin sejati dapat menciptakan tempat bekerja, belajar, berinteraksi yang membantu tumbuhnya ikatan-ikatan manusiawi dan persahabatan abadi.
6.    Mengenali diri sendiri
Mengenali diri sendiri adalah kewajiban seorang pemimpin untuk dapat mengenali dirinya sendiri. Pemimpin sejati mengenali diri sendiri seutuhnya. Mereka memelihara hubungan dengan diri sendiri. Mereka mengenal kelemahan dan memanfaatkan kekuatannya sendiri, dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengatasi rasa takut.

7.    Memiliki mimpi
Seperti kata Einstein, imajinasi adalah lebih penting dari ilmu pengetahuan. Karena melalui imajinasilah hal-hal luar biasa dapat terjadi. Pemimpin sejati berani untuk memimpikan kemustahilan. Mereka melihat apa yang juga dilihat oleh orang lain, tapi kemudian mampu memimpikan kemungkinan-kemungkinan baru. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk memejamkan mata dan membayangkan rancangan-rancangan dan fantasi-fantasi yang mengarah kepada pelayanan jasa yang lebih memuaskan, produk yang lebih baik, tempat kerja yang lebih nyaman dan nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam.
8.    Peduli pada diri sendiri
Memelihara dimensi fisik merupakan tanda-tanda bahwa manusia juga menghormati dirinya sendiri. Manusia tidak akan dapat melakukan sesuatu yang luar biasa dalam bekerja jika dirinya tidak merasa bugar. Pemimpin sejati makan secukupnya, olahraga dan merawat tubuhnya. Mereka meluangkan waktu di alam terbuka, minum banyak air putih dan melakukan relaksasi pijatan secara teratur sehingga mereka mempunyai tubuh yang siap untuk performansi lebih baik.


9.    Lebih memilih melakukan yang terbaik daripada melakukan dengan
sempurna
Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia menjalani perkembangan secara bertahap. Pemimpin  sejati memiliki komitmen untuk selalu melakukan yang terbaik. Mereka senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan standar mereka. Mereka tidak mencari kesempurnaan dan cukup arif untuk dapat membedakan antara yang terbaik dan sempurna. Berangkat dari suatu niat yang sempurna, maka suatu hal terbaik bisa dicapai walaupun dilalui dengan kepayahan, kesabaran, dan juga kebahagiaan.

10.                        Meninggalkan kesan baik
Selalu ada di hati tiap orang yang mengenal kita berarti hidup selamanya. Kesuksesan itu indah tetapi hidup yang mempunyai arti, bermakna jauh lebih indah. Manusia diciptakan untuk memberi sumbangsih dan meninggalkan kesan pada orang-orang disekitarnya. Jika manusia tidak dapat menjalani hidup dengan cara seperti ini berarti seperti menghianati diri sendiri. Pemimpin sejati tak henti-hentinya membangun kesan baik dengan membantu orang-orang yang ada disekitarnya menciptakan nilai tambah pada diri mereka dan mewariskan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik.













C.    HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN OSIS
Hubungan antara kepemimpinan dan OSIS adalah apabila seseorang yang memilih OSIS sebagai organisasi di sekolahnya, maka dia akan lebih berani dalam menyampaikan pendapat. Selain itu apabila seseorang menjadi pengurus OSIS, dia akan lebih memiliki banyak pengalaman dalam hidupnya. Selain itu apabila seseorang dapat menjadi pengurus OSIS yang baik, maka dia akan menerima dampaknya. Dampak yang dirasakan adalah dampak yang baik pula, misalnya menambah percaya diri, lebih dikenal banyak orang, selain itu dia akan termotivasi menjadi pemimpin.
Dengan hal tersebut kemampuan kepemimpinannya akan lebih terasah apabila dia menjadi pengurus OSIS. Dapat kita lihat bahwa kepemimpinan itu dapat menambah percaya diri, keberanian seseorang dalam berpendapat, dan selain itu akan menambah motivasi seseorang untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Hal ini merupakan dampak positif dari OSIS. Sehingga OSIS akan menambah kemampuan seseorang dalam memimpin.








                                                                                                                                             






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Variabel
Variabel memiliki posisi penting dalam sebuah penelitian. Variabel merupakan suatu kondisi yang ada pada individu atau kelompok dan sesuatu yang dijadikan objek penelitian. Berdasarkan kedudukannya dalam analisis, variabel bisa dibedakan menjadi variabel bebas dan terikat. Varibel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel)  adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi pleh variabel bebas. Variabel bebas kami adalah “Pengaruh OSIS”. Sedangkan variabel terikat kami adalah “Kemampuan Kepemimpinan Pengurus OSIS”.

B.   Populasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso. Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang diteliti.

C.   Sampel
Dalam penelitian ini, penulis memilih pengurus OSIS sebagai subyek penelitian. Namun penulis hanya mengambil beberapa sampel untuk dijadikan subyek penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Dari pengurus OSIS kelas 10, 11, dan 12, kami memilih sampel dari kelas 11 dan 12 dengan alasan, karena pada pengurus mereka sudah memiliki pengalaman di OSIS dalam segi kepemimpinan atau bahkan yang dipimpin.



D.   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah sebuah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian kami, kami menggunakan data-data yang diperoleh dari angket.
       Berdasarkan cara memperolehnya, kami menggunakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari tangan pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan, yaitu kami peroleh dari OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso. Sedangkan menurut sifatnya, kami menggunakan data kualitatif. Data tersebut merupakan data yang tidak berbentuk angka tetapi berupa uraian atau kalimat. Selain itu berdasarkan penggolongannya, data yang kami gunakan adalah data data internal. Data internal merupakan data yang menggambarkan sesuatu dalam suatu organisasi, yaitu OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso. Selain itu menurut pengumpulannya, data kami termasuk data cross section. Data tersebut adalah data yang dikumpulkan dalam waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut, yaitu pada masa jabatan pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso tahun 2012-2013. Sedangkan berdasarkan sumbernya data kami termasuk data lapangan. Data lapangan adalah data yang di peroleh dari hasil penelitian di lapangan, yaitu di ruang lingkup SMA Negeri 2 Bondowoso.
       Untuk memperoleh data tersebut kami menggunakan angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Dalam penelitian kami, kami menggunakan beberapa jenis angket. Berdasarkan dari cara menjawabnya kami menggunakan angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket yang memberi kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. Sedangkan angket tertutup adalah angket yang telah disediakan jawabannya sehingga responden hanya diharuskan memilih jawaban yang telah tersedia. Sedangkan berdasarkan dari jawabannya, kami menggunakan angket langsung. Angket langsung adalah angket yang isi responden dimana responden menjawab langsung tentang dirinya. Sedangkan berdasarkan dari bentuknya, kami menggunakan angket pilihan ganda dan angket isian. Angket pilihan ganda adalah angket yang berisi pertanyaan dimana jawabannya terdiri dari beberapa pilihan. Sedangkan anget isian adalah angket yang berisi pertanyaan, namun jawabannya tidak disediakan oleh peneliti, melainkan responden harus mengisi sendiri jawabannya.



E.   Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan sebuah cara untuk membahas atau menguraikan data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, kami menggunakan prosentase dan metode deskriptif.  Prosentase adalah membandingkan suatu hasil dengan hasil yang lain dengan menggunakan skala persen. Sedangkan deskriptif adalah sebuah cara mengolah data dengan penjabaran.


Rumus mencari prosentase =
Prosentase =
Keterangan :
a = jumlah pemilih data
b = jumlah seluruh responden

 











BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

1.      Apabila Anda memimpin sebuah rapat, Anda cenderung akan...
(a)    Tegas dan memegang teguh pendapatnya sendiri.
(b)   Percaya diri dan dapat memberikan solusi terbaik.
(c)    Ingin diperhatikan oleh seluruh anggota rapat ketika berbicara.

Dari soal angket nomor 1 (satu), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 2% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 63%, dan sebanyak 35% memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otoriter. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan maternalistik. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 63% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan maternalistik.


2.      Bagaimana cara Anda menyikapi sebuah program?
(a)    Percaya bahwa setiap anggota sudah memiliki kemampuan yang baik untuk melaksanakan sebuah program, sehingga tidak butuh pengawasan yang ketat.
(b)   Percaya pada potensi setiap anggota dan memberikan kebebasan berpendapat. Namun Anda tetap mengontrol jalannya program.
(c)    Menggunakan seluruh potensi yang ada dalam organisasi, termasuk rasa saling memiliki antar anggota, sehingga program bisa berjalan dengan baik.


Dari soal angket nomor 2 (dua), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 0% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 57%, dan sebanyak 43% memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan populistik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 57% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan Demokratik.


3.      Apa yang biasa dilakukan oleh anggota Anda, ketika Anda memipin rapat?
(a)    Orang lain akan memperhatikan Anda dengan seksama dan akan mengusulkan pendapat kepada Anda dengan cara yang sopan.
(b)   Orang lain sebagian mendengarkan, dan sebagian lagi tidak. Serta kesulitan dalam menemukan hasil rapat.
(c)    Orang lain akan mendengarkan Anda, dan akan mengeluarkan pendapat secara terbuka.
Dari soal angket nomor 3 (tiga), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 37% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 35%, dan sebanyak 28% memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Serta yang terakhir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 37% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan Kharismatik.

4.      Saya memiliki kelebihan, namun disamping itu saya juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang saya miliki adalah...
(a)    Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
(b)   Saya tidak sepenuhnya percaya kepada orang lain, sehingga membuat saya merasa lebih puas jika memastikannya sendiri.
(c)    Saya tidak ingin ada orang lain yang ikut campur dalam program/organisasi saya.
Dari soal angket nomor 4 (empat), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 75%, sebanyak 10% memilih jawaban C. Lalu sebanyak 5% tidak menjawab soal. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otoriter. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan maternalistik. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan populistik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 75% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan maternalistik.

5.      Pada suatu waktu, Anda terdesak dengan dua kepentingan yang terjadi pada waktu yang bersamaan. Yakni, Anda memiliki tanggung jawab untuk memimpin rapat, dimana anggota Anda sangat bergantung pada Anda. Serta Anda juga memiliki tanggung jawab untuk mengikuti ulangan suatu mata pelajaran. Apakah yang akan Anda lakukan?
(a)    Mengikuti ulangan dan menunda rapat
(b)   Izin untuk memimpin rapat dan menunda ulangan
(c)    Mengikuti ulangan dan menyerahkan tanggung jawab Anda untuk memimpin rapat pada wakil Anda
Dari soal angket nomor 5 (lima), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 17%, dan sebanyak 78% memilih jawaban C. Dimana jawaban A adalah mengikiuti ulangan dan menunda rapat, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang kurang baik karena lebih mementingkan diri sendiri. Jawaban B adalah izin untuk memimpin rapat dan menunda ulangan, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang kurang baik juga karena lebih mementingkan kepentingan kelompok. Sedangkan untuk jawaban C adalah mengikuti ulangan dan menyerahkan tanggung jawab anda untuk memimpin rapat pada wakil Anda, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang adil. Dapat kami simpulkan bahwa pengurus OSIS lebih banyak memilih jawaban C yang merupakan cerminan dari sifat yang adil.

6.      Seberapa besar keyakinan Anda terhadap visi dan misi yang Anda buat?
(a)    Sangat yakin seperti saat membuat visi dan misi tersebut
(b)   Saya yakin, tetapi saya masih membutuhkan bantuan dari orang lain
(c)    Saya yakin bahwa Tuhan akan memberikan kemudahan untuk saya ketika mewujudkan visi misi saya
Dari soal angket nomor 6 (enam), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 52%, sebanyak 40% memilih jawaban C, dan sebanyak 3% tidak menjawab soal. Dimana jawaban A adalah sangat yakin seperti saat membuat visi dan misi tersebut, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat percaya diri. Jawaban B adalah saya yakin, tetapi saya masih membutuhkan bantuan dari orang lain, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok dari pada individu). Sedangkan untuk jawaban C adalah saya yakin bahwa Tuhan akan memberikan kemudahan untuk saya ketika mewujudkan visi misi saya, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang tawakal dan optimis. Dapat kami simpulkan bahwa pengurus OSIS lebih banyak memilih jawaban B dimana mencerminkan sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok dari pada individu).
7.      Saya adalah seseorang yang identik dengan...
(a)      Berani, dan percaya diri
(b)      Mudah percaya pada orang lain (anggota)
(c)      Senang bekerja secara berkelompok
Dari soal angket nomor 7 (tujuh), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 40% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 12%, sebanyak 45% memilih jawaban C, dan sebanyak 3% tidak menjawab. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 45% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan Demokratis

8.      Apakah dampak dari latihan kepemimpinan (latpim) yang sudah Anda ikuti?
(a)    Menambah rasa percaya diri
(b)   Meningkatkan semangat berorganisasi
(c)    Mengetahui potensi diri sendiri


Dari soal angket nomor 7 (tujuh), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 40%, sebanyak 30% memilih jawaban C. Dimana jawaban A adalah sangat menambah rasa percaya diri, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat percaya diri. Jawaban B adalah meningkatkan semangat berorganisasi, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok dari pada individu). Sedangkan untuk jawaban C mengetahui potensi diri sendiri, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang dapat mengenali diri sendiri. Dapat kami simpulkan bahwa pengurus OSIS lebih banyak memilih jawaban B, yakni merupakan cerminan dari sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok dari pada individu).

9.      Apakah dampak positif yang Anda rasakan ketika menjadi pengurus OSIS, terutama dalam 2 hal berikut :
Organisasi= ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pendidikan=
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan angket yang telah kami sebarkan. Pengurus OSIS memiliki jawaban berbeda mengenai dampai positif OSIS terhadap organisasi dan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan jawaban sebagai berikut:
Organisasi : Dalam organisasi pengurus OSIS mendapatkan banyak sekali dampak positif akibat dari keikutsertaannya dalam sebuah organisasi, yakni : banyak pengurus OSIS yang mengaku memiliki banyak pengalaman yang berharga semenjak mengikuti OSIS. Dalam berkomunikasi pun, mereka (pengurus OSIS) merasa lebih percaya diri dan lancar ketika berkomunikasi dengan orang baru atau orang yang lebih tua serta di depan orang banyak. Selain merasa percaya diri dalam berkomunikasi, banyak diantara pengurus OSIS yang merasa lebih baik dalam menajemen waktu, yakni memilah antara waktu untuk belajar dan berorganisasi.
Pendidikan : Dalam pendidikan, pengurus OSIS juga mendapatkan dampak positif yang sangat berguna ketika mereka berhadapan dengan pelajaran. Misalnya ketika mereka diminta mengajukan pendapat oleh guru, mereka merasa lebih percaya diri dalam mengajukan pendapatnya karena sudah terbiasa dalam kegiatan forum OSIS dimana mereka dituntut untuk mengajukan pendapat dalam forum. Pengurus OSIS juga merasa lebih kreatif semenjak mereka bergabung dalam kepengurusan OSIS. Karena dalam OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso, mereka dituntut untuk berfikir mandiri untuk membuat sebuah program yang menarik. Selain itu banyak dari mereka yang merasa lebih bertanggung jawab dan dipercaya untuk memimpin kelompok dalam kelas ketika ada tugas kelompok. Karena mereka sudah terbiasa dalam OSIS, untuk bekerja tepat waktu dalam membuat program sesuai dengan waktu yang sudah disepakati bersama. Ssehingga tanggung jawab individu meningkat, sehingga dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi pemimpin dalam kelas. Karena pengurus OSIS memiliki komunikasi yang luas, banyak dari pengurus OSIS mengaku bahwa mereka menjadi lebih mudah dalam mencari informasi mengenai pelajaran disekolah melalui teman-temannya. Karena terkadang pengurus OSIS harus dispensasi, sehingga mereka harus mengejar ketertinggalannya.

10.  Apakah dampak negatif yang Anda rasakan ketika menjadi pengurus OSIS, terutama dalam 2 hal berikut :
Organisasi= ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pendidikan=
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan angket yang telah kami sebarkan. Pengurus OSIS memiliki jawaban berbeda mengenai dampak negatif OSIS terhadap organisasi dan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan jawaban sebagai berikut :
Organisasi: OSIS adalah organisasi tertinggi di sekolah. Sehingga tidak heran jika OSIS memiliki tanggung jawab besar terhadap kepengurusan semua organisasi disekolah, mereka juga dituntut untuk selalu berinovasi dalam programnya. Dengan besarnya tanggung jawab yang diemban, maka banyak dari pengurus OSIS yang mengaku kehilangan banyak waktu untuk belajar di rumah dan disekolah dengan alasan tanggung jawab mereka dalam program OSIS yang harus selesai sesuai dengan deadline. Serta hampir dari semua pengurus OSIS mengaku bahwa mereka kehilangan banyak waktu untuk beristirahat. Karena banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan, antara lain pekerjaan yang menyangkut pelajaran dan program OSIS. Dengan banyaknya kesibukan yang dialami, hampir semua pengurus OSIS mengalami fenomena yang sama yakni waktu untuk keluarga menjadi semakin berkurang karena lebih sering disekolah dibandingkan dirumah sehingga rasa egois antar pengurus terkadang muncul dan menyebabkan masalah antar pengurus.

Pendidikan : Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada bagian dampak negatif OSIS terhadap organisasi, bahwa OSIS memiliki pekerjaan yang banyak, sehingga mereka harus pintar membagi waktu, jika tidak, mereka akan mudah ketinggalan dalam pelajaran. Seperti yang dialami oleh banyak pengurus OSIS yang mengaku bahwa mereka memiliki sedikit sekali waktu untuk belajar. Sehingga mereka harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan siswa yang lain sehingga hal itu berdampak pada kesehatan mereka (pengurus OSIS). Bagi pengurus OSIS yang merasa sulit untuk beradaptasi dengan hal baru, mereka akan sulit untuk berkonsentrasi saat belajar, karena memikirkan tanggung jawab di organisasi yang masih belum selesai. Akibatnya beberapa dari mereka (pengurus OSIS) nilainya menurun dalam beberapa mata pelajaran dan ketinggalan pelajaran. Sehingga berdampak buruk, yakni tak jarang beberapa dari mereka merasa bahwa tingkat kemalasan mereka (pengurus OSIS) meningkat.





BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
        Dalam penelitian yang kami buat, dapat kami ketahui bahwa OSIS dapat membawa pengaruh positif dan negatif. Terutama dalam hal organisasi dan pendidikan. Selain itu pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso telah memiliki ciri-ciri pemimpin yang baik. Sehingga penerapan dalam organisasi dapat berlangsung secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian kami, dapat kami simpulkan bahwa ada pengaruh OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS, karena ditinjau dari tipe kepemimpinan, banyak dari pengurus OSIS yang memiliki tipe kepemimpinan Maternalistik dan Demokratis. Sedangkan berdasarkan teori, tipe kepemimpinan terbaik adalah tipe Demokratik.
        Jadi, pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik.

B.       Saran
OSIS adalah induk organisasi tertinggi disekolah. Sehingga OSIS memiliki banyak  program dan tanggung jawab yang besar. Hal itu menyebabkan timbulnya beberapa dampak negatif  bagi pengurus OSIS, terutama pada manajemen waktu yang mereka (pengurus OSIS) miliki. Sehingga banyak menyita waktu untuk belajar dan  istirahat. Oleh sebab itu, pengurus OSIS harus memiliki semangat yang tinggi untuk bisa mengatur waktu mereka (pengurus OSIS) agar berhasil dalam pendidikan ataupun organisasi. Selain itu dalam organisasi, biasa ditemukan perbedaan pendapat antara anggota satu dan anggota yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Namun, terkadang dalam penyampaian pendapat terjadi perselisihan yang disebabkan oleh egoisme masing-masing. Sehingga dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya mereka harus bisa memahami satu sama lain antar anggota.  



Daftar Pustaka

·           Ghozali, Syukri. 2009. Yang Muda Yang Berperan (YMYB). Bekasi: PT. Pijar
·           Nashori, Fuad. 2009. Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta: Pustaka Fahima
·           Mohammad, Herry. 2008. 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad. Jakarta: Gema Insani
·           Mulyono, Dwi. 2013. Sosiologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
·           Nurseno. 2009. Theory and Application of Sociology 3. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
·           http://aloel129.blogspot.com/2012/05/tipe-tipe-kepemimpinan-teori.html