Oleh :
Kholis Ferdiansyah
Nadhea Nirmala
Nayundha Maharani
Riska Maulani Ahmi
Kata Pengantar
Puji
syukur kami haturkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat limpahan
Rahmat-Nya kami telah berhasil menyusun Laporan Penelitian yang memiliki judul “Pengaruh
OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri
2 Bondowoso”. Laporan ini di maksudkan untuk mengetahui seberapa besar
dampak OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan dengan melakukan berbagai riset
melalui angket yang akan mengambil sampel dari pengurus OSIS kelas XI dan XII
SMA Negeri 2 Bondowoso.
Ucapan
terima kasih juga turut kami haturkan kepada guru pembimbing pelajaran
sosiologi yakni Bapak Agus Wahyudi, yang telah memberikan kami kesempatan untuk
mengerjakan laporan penelitian ini.
Karena
kami hanyalah seorang insan biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, kami
segenap pengurus Laporan Penelitian ini, mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari guru untuk dapat mengambil langkah yang lebih baik pada pembaca
Laporan Penelitian ini. Semoga saja Laporan Penelitian ini dapat berguna bagi
para pembaca khususnya dan bagi para generasi penerus bangsa dalam upaya
membuka cakrawala dunia.
Penulis
Daftar
Isi
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Batasan
Masalah.........................................................................................................2
D. Tujuan Riset................................................................................................................2
E.
Manfaat
Riset.............................................................................................................3
BAB
II LANDASAN TEORI..............................................................................................4
A.
OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah).....................................................................4
1.
Pengertian
OSIS.................................................................................................4
2. Dampak
OSIS.....................................................................................................6
B.
Kepemimpinan...........................................................................................................7
1. Pengertian
Kepemimpinan..................................................................................7
2. Tipe
Kepemimpinan……………………………………………………………8
3. Ciri-Ciri
Pemimpin yang Baik...........................................................................11
C.
Hubungan Kepemimpinan dan OSIS….…………………………..……………….15
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................16
A.
Variabel…………………………………………………………...………………..16
B. Populasi…………………………………………………………...……………......16
C. Sampel…………………………………………………………...………………....16
D. Teknik
Pengumpulan Data……………………………………...……………….....17
E.
Teknik Analisis Data…………………………………………..………………......18
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH………..…………………………………………19
BAB V PENUTUP...............................................................................................................27
A. Kesimpulan………………………………………………..……………………….27
B. Saran……………………………………………………..………………………...27
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Penelitian ini memiliki judul “Pengaruh
OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri
2 Bondowoso”. Penulis ingin mengetahui seberapa besar dampak OSIS
terhadap kemampuan kepemimpinan, dengan melakukan berbagai riset melalui angket
yang akan mengambil sampel dari pengurus OSIS kelas XI dan XII SMA Negeri 2
Bondowoso.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa
kepemimpinan merupakan salah satu modal para penerus bangsa untuk bisa membawa
bangsa dan negara ini menjadi lebih baik di masa depan. Apalagi dengan adanya
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tentunya membawa dampak yang besar bagi
siswa. Baik dampak positif, maupun dampak negatif dan dengan adanya penelitian
ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan kepemimpinan mereka terasah
dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Selain itu, penulis juga ingin
mengetahui seberapa besar dampak positif dan negatif yang dirasakan siswa-siswi
pengurus OSIS sebelum dan sesudah menjadi pengurus OSIS.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Adakah pengaruh OSIS terhadap
kemampuan kepemimpinan pengurus OSIS kelas XI dan XII ?
2. Apakah
dampak positif dan negatif yang dirasakan siswa-siswi pengurus OSIS SMA Negeri
2 Bondowoso dari sebelum dan sesudah menjadi pengurus OSIS ?
3. Bagaimanakah
karakter yang dibentuk oleh OSIS terhadap pengurus OSIS ?
C.
BATASAN
MASALAH
Dalam penelitian ini, kami membatasi pada kemampuan dari
para pemimpin (pengurus OSIS) dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Dengan
melakukan pembatasan ini, kita bisa mengetahui tipe-tipe kepemimpian setiap
pemimpin yang penulis pilih untuk di teliti (pengurus OSIS).
Yang kedua, batasan yang akan kami
pilih adalah dalam hal dampak positif dan negatif OSIS terhadap pengurusnya
selama sebelum maupun sesudah menjabat menjadi pengurus OSIS. Hal yang akan
kami batasi adalah mengenai kesubjektifan pendapat dari narasumber. Apabila
terlalu subjektif, maka akan kami pertimbangkan untuk dijadikan hasil akhir
atau kesimpulan.
Yang ketiga, batasan yang akan kami
pilih adalah dalam hal karakteristik yang terbentuk melalui OSIS. Kami akan
membatasi pada seakurat apakah ciri-ciri kepemimpinan yang dimiliki oleh
pengurus OSIS dengan keadaan nyata yang dirasakan oleh narasumber.
Dengan demikian, kami akan
membatasi narasumber kami hanya dari pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso kelas
XI dan XII saja.
D.
TUJUAN
RISET
Tujuan diadakannya penelitian ini
ialah :
1. Untuk
mengetahui dampak OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan siswa-siswi pengurus
OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso.
2. Untuk
mengetahui dampak positif dan negatif OSIS terhadap siswa-siswi pengurus OSIS
SMA Negeri 2 Bondowoso.
3. Untuk
mengetahui karakter yang dibentuk oleh OSIS terhadap siswa-siswi pengurus OSIS
SMA Negeri 2 Bondowoso.
E.
MANFAAT
RISET
·
Manfaat bagi
penulis
Manfaat dibuatnya penelitian ini ialah, dengan ini
kami sebagai penulis bisa memiliki pengetahun lebih mengenai cara pembuatan
laporan penelitian terutama dalam penelitian yang lebih mengarah kepada
kegiatan sosialisasi dalam masyarakat (sosiologi).
·
Manfaat bagi siswa
Manfaat bagi siswa. Laporan ini bisa menjadi
pengetahuan bagi siswa-siswi untuk mengetahui dampak organisasi terhadap proses
pembentukan karakter mereka sebagai anak remaja menuju dewasa.
·
Manfaat bagi guru
Manfaat untuk guru. Laporan
penelitian ini bisa menjadi referensi guru untuk lebih mengetahui seberapa
besar dampak OSIS sebagai organisasi tertinggi disekolah terhadap pembentukan
kemampuan kepemimpinan atau pembentukan karakter siswa. Sehingga dengan adanya
penelitian ini, guru bisa memberikan masukan atau bahkan pembenahan bagi
kepengurusan OSIS selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah)
1)
Pengertian
a.
Secara
Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi
kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi,
siswa, intra, sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:
i.
Organisasi
Secara umum adalah kelompok
kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi
dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang
dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya
pembinaan kesiswaan.
ii.
Siswa
Siswa adalah peserta didik pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
iii.
Intra
Intra adalah berarti terletak
didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di
dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
iv.
Sekolah
Sekolah adalah satuan pendidikan
tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
bersinambungan.
b.
Secara
Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah
organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib
membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari
organisasi lain yang ada di luar sekolah.
c.
Secara
fungsional
Dalam rangka pelaksanaan
kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang
terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari
empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan,
Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.
d.
Secara
Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem,
berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana
sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu
organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi
yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai
beberapa ciri pokok :
1. Berorientasi pada tujuan
2. Memiliki susunan kehidupan kelompok
3. Memiliki sejumlah peranan
4. Terkoordinasi
5. Berkelanjutan dalam waktu tertentu.
2)
Dampak
OSIS
Pengurus adalah seluk beluk yang berhubungan
dengan tugas pengurus (KBBI), dengan pernyataan demikian, kita dapat
menyimpulkan bahwa kepengurusan adalah pengurus yang berada didalam organisasi yang memelihara sebuah
organisasi untuk lebih memajukan kinerja organisasi
tersebut.
Dengan mengikuti kepengurusan OSIS, maka
didalam diri siswa akan tertanam sikap untuk menjadi seorang pemimpin. Untuk
menjadi seorang pemimpin tersebut yang pertama kali harus dilakukan oleh
seorang siswa adalah mempunyai rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab ini
akan muncul apabila ada unsur paksaan. Unsur paksaan ini bersifat positif guna
untuk menumbuhkan tanggung jawab didalam diri seorang siswa.
Kalau
sudah tumbuh rasa tanggung jawab dalam diri siswa, maka siswa tersebut dapat
dikatakan sebagai seorang pemimpin. Karena untuk menjadi seorang pemimpin
selain mempunyai sekil dan kemampuan, seorang pimimpin juga harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang
dipimpinnya.
Dampak
yang ditimbulkan dari mengikuti kepengurusan OSIS
v Dampak
Positif
-
Menambah rasa percaya diri
-
Meningkatkan rasa kebersamaan
-
Memiliki banyak
pengalaman
-
Cepat menemukan problem
solving dalam menghadapi permasalahan
-
Memiliki jiwa sosial
yang tinggi
-
Banyak dikenal oleh
warga sekolah maupun luar sekolah
v Dampak
Negatif
-
Sulit membagi waktu
antara belajar dan organisasi
-
Jarang mengikuti
pelajaran di kelas
-
Prestasi belajar
menurun
B.
KEPEMIMPINAN
1)
Pengertian
-
Kepemimpinan
Menurut Richard L. Daft, kepemimpinan
merupakan salah satu fenomena yang paling mudah di observasi tetapi menjadi
salah satu hal yang paling sulit dipahami. Mendefinisikan kepemimpinan
merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar
kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu
saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan
menjadi lebih sistematis dan objektif.
Menurut Stoner, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Selain itu kepemimpinan
juga memiliki
beberapa arti, yakni :
1.
Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang,
yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya.
2.
Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau
teknik untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang
dikehendaki, membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya dan bahkan
sanggup berkorban.
3.
Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau
instrumen untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya,
mentaati segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Selain itu
kepemimpinan sebagai suatu kemampuan menghandel
orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi (perpecahan yang
menimbulkan silang pendapat) sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar.
Kepemimpinan juga merupakan kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah.
Dengan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata
yang mencerminkan tujuan bersamanya.
2)
Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi
kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik
dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk sebagai berikut :
a)
Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b)
Pengutamaan orientasi
terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas
itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c)
Pengabaian
peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang
otokratik antara lain:
a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
b. Dalam
menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
d.
Menggunakan
pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
Dari sifat-sifat
yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui
bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak
dapat dipakai dalam organisasi modern.
2.
Tipe Paternalistik/Maternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan,
sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
Biasanya tokoh-tokoh
adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini mengembangkan sikap kebersamaan. Kepemimpinan
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut :
(1) Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum
(1) Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu
dikembangkan, jadi segala sesuatu yang ingin dicapainya dikerjakan sendiri.
(2) Mereka bersikap terlalu melindungi.
(3) Mereka jarang memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
(4) Mereka hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
(5) Mereka hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri.
(6) Selalu bersikap maha tahu dan maha
benar.
Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang
membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap
over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih
sayang yang berlebih-lebihan.
Harus diakui bahwa dalam keadaan
tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi
sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen
kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
3.
Tipe Kharismatik
Karakteristik
yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
Sampai
saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa
seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti
ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang
sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena
kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers),
perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan
sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini
adalah :
a.
Pendelegasian wewenang
terjadi secara ekstensif
b.
Pengambilan keputusan
diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas
operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut
keterlibatannya langsung.
c.
Status quo
organisasional tidak terganggu
d.
Penumbuhan dan
pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif diserahkan kepada
para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e.
Sepanjang dan selama
para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai,
intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.
5.
Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara
yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin
demokratik disegani bukannya ditakuti.
Kepemimpinan demokratis berorientasi
pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak
pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai
potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia
mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat.
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe
demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
6.
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
3) Ciri-ciri pemimpin yang baik
1.
Mengatakan kebenaran
Dalam relasi sosial sehari-hari
maupun dalam dunia bisnis, ada sebagian orang sering kali harus “menelan
kebenaran”. Mengatakan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati orang lain dan
supaya terlihat menyenangkan di depan orang banyak. Pemimpin sejati tidaklah
demikian. Mereka tidak akan pernah mengkhianati diri sendiri dengan mengucapkan
kata-kata yang tidak sesuai dengan diri mereka. Mengatakan kebenaran adalah
mengenai berkata jelas, jujur dan autentik. Hal inilah yang dekat dengan
karakter integritas.
2.
Memimpin dengan hati
Kepemimpinan sebetulnya adalah
masalah yang berkaitan dengan orang banyak. Pemimpin terbaik menggunakan hati
ketika berinteraksi serta tidak ragu menunjukkan kepekaan mereka. Mereka itu
orang yang peduli pada orang lain dan berusaha menyisihkan waktu untuk
orang-orang di sekitarnya.
3.
Memiliki moralitas yang
baik
Jati diri berbicara lebih lantang
dari ucapan. Keunggulan yang ada pada karakter pemimpin adalah kekuatan sejati
dan orang lain dapat merasakannya sekalipun dari jauh. Pemimpin sejati
berperilaku seperti karakter mereka. Mereka melakukan sesuatu sesuai perkataan
mereka dan sejalan dengan nilai utama yang mereka anut. Pemimpin sejati
memiliki sifat yang baik dan mulia sehingga orang lain akan menghormati dan
mendengarkan perkataan mereka.
4.
Berani
Seorang pemimpin perlu keberanian
yang besar untuk memiliki sikap yang berbeda dengan orang banyak. Butuh nyali
yang tebal untuk menjadi visioner. Selain itu diperlukan kekuatan untuk melakukan
apa yang dianggap baik walaupun bukan merupakan hal yang mudah. Di dunia ini
manusia lebih banyak memilih jalur yang lebih mudah. Sedangkan pemimpin sejati
akan menempuh jalan yang tidak biasa dilewati dan melakukan hal yang benar,
bukannya melakukan hal yang mudah.
5.
Membangun tim dan
menciptakan komunitas
Salah satu tujuan utama yang ingin
dicapai manusia adalah kebersamaan. Di masa lalu banyak di jumpai manusia
memiliki komunitas di lingkungan tempat sekitarnya. Manusia mempunyai acara
bersama dengan orang-orang sekitarnya. Pemimpin sejati dapat menciptakan tempat
bekerja, belajar, berinteraksi yang membantu tumbuhnya ikatan-ikatan manusiawi
dan persahabatan abadi.
6.
Mengenali diri sendiri
Mengenali diri sendiri adalah kewajiban
seorang pemimpin untuk dapat mengenali dirinya sendiri. Pemimpin sejati
mengenali diri sendiri seutuhnya. Mereka memelihara hubungan dengan diri
sendiri. Mereka mengenal kelemahan dan memanfaatkan kekuatannya sendiri, dan
mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengatasi rasa takut.
7.
Memiliki mimpi
Seperti kata Einstein, imajinasi
adalah lebih penting dari ilmu pengetahuan. Karena melalui imajinasilah hal-hal
luar biasa dapat terjadi. Pemimpin sejati berani untuk memimpikan kemustahilan.
Mereka melihat apa yang juga dilihat oleh orang lain, tapi kemudian mampu
memimpikan kemungkinan-kemungkinan baru. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk
memejamkan mata dan membayangkan rancangan-rancangan dan fantasi-fantasi yang
mengarah kepada pelayanan jasa yang lebih memuaskan, produk yang lebih baik,
tempat kerja yang lebih nyaman dan nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam.
8.
Peduli pada diri
sendiri
Memelihara dimensi fisik merupakan
tanda-tanda bahwa manusia juga menghormati dirinya sendiri. Manusia tidak akan
dapat melakukan sesuatu yang luar biasa dalam bekerja jika dirinya tidak merasa
bugar. Pemimpin sejati makan secukupnya, olahraga dan merawat tubuhnya. Mereka
meluangkan waktu di alam terbuka, minum banyak air putih dan melakukan
relaksasi pijatan secara teratur sehingga mereka mempunyai tubuh yang siap
untuk performansi lebih baik.
9.
Lebih memilih melakukan
yang terbaik daripada melakukan dengan
sempurna
Tidak
ada manusia yang sempurna. Setiap manusia menjalani perkembangan secara
bertahap. Pemimpin sejati memiliki
komitmen untuk selalu melakukan yang terbaik. Mereka senantiasa berusaha
meningkatkan kemampuan dan standar mereka. Mereka tidak mencari kesempurnaan
dan cukup arif untuk dapat membedakan antara yang terbaik dan sempurna.
Berangkat dari suatu niat yang sempurna, maka suatu hal terbaik bisa dicapai
walaupun dilalui dengan kepayahan, kesabaran, dan juga kebahagiaan.
10.
Meninggalkan kesan baik
Selalu
ada di hati tiap orang yang mengenal kita berarti hidup selamanya. Kesuksesan
itu indah tetapi hidup yang mempunyai arti, bermakna jauh lebih indah. Manusia
diciptakan untuk memberi sumbangsih dan meninggalkan kesan pada orang-orang
disekitarnya. Jika manusia tidak dapat menjalani hidup dengan cara seperti ini
berarti seperti menghianati diri sendiri. Pemimpin sejati tak henti-hentinya
membangun kesan baik dengan membantu orang-orang yang ada disekitarnya
menciptakan nilai tambah pada diri mereka dan mewariskan nilai-nilai kehidupan
yang lebih baik.
C.
HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN DAN OSIS
Hubungan
antara kepemimpinan dan OSIS adalah apabila seseorang yang memilih OSIS sebagai
organisasi di sekolahnya, maka dia akan lebih berani dalam menyampaikan
pendapat. Selain itu apabila seseorang menjadi pengurus OSIS, dia akan lebih
memiliki banyak pengalaman dalam hidupnya. Selain itu apabila seseorang dapat
menjadi pengurus OSIS yang baik, maka dia akan menerima dampaknya. Dampak yang
dirasakan adalah dampak yang baik pula, misalnya menambah percaya diri, lebih
dikenal banyak orang, selain itu dia akan termotivasi menjadi pemimpin.
Dengan
hal tersebut kemampuan kepemimpinannya akan lebih terasah apabila dia menjadi
pengurus OSIS. Dapat kita lihat bahwa kepemimpinan itu dapat menambah percaya
diri, keberanian seseorang dalam berpendapat, dan selain itu akan menambah
motivasi seseorang untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Hal ini merupakan
dampak positif dari OSIS. Sehingga OSIS akan menambah kemampuan seseorang dalam
memimpin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Variabel
Variabel
memiliki posisi penting dalam sebuah penelitian. Variabel merupakan suatu
kondisi yang ada pada individu atau kelompok dan sesuatu yang dijadikan objek
penelitian. Berdasarkan kedudukannya dalam analisis, variabel bisa dibedakan
menjadi variabel bebas dan terikat. Varibel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel
yang dijelaskan atau dipengaruhi pleh variabel bebas. Variabel bebas kami
adalah “Pengaruh OSIS”. Sedangkan variabel
terikat kami adalah “Kemampuan
Kepemimpinan Pengurus OSIS”.
B.
Populasi
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan populasi pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso. Populasi adalah seluruh
unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang diteliti.
C.
Sampel
Dalam penelitian
ini, penulis memilih pengurus OSIS sebagai subyek penelitian. Namun penulis
hanya mengambil beberapa sampel untuk dijadikan subyek penelitian. Sampel
adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, sampel dianggap sebagai
perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang
diamati. Dari pengurus OSIS kelas 10, 11, dan 12, kami memilih sampel dari
kelas 11 dan 12 dengan alasan, karena pada pengurus mereka sudah memiliki
pengalaman di OSIS dalam segi kepemimpinan atau bahkan yang dipimpin.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data adalah sebuah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian kami, kami menggunakan data-data
yang diperoleh dari angket.
Berdasarkan cara memperolehnya, kami
menggunakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
tangan pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan, yaitu kami peroleh
dari OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso. Sedangkan menurut sifatnya, kami menggunakan
data kualitatif. Data tersebut merupakan data yang tidak berbentuk angka tetapi
berupa uraian atau kalimat. Selain itu berdasarkan penggolongannya, data yang
kami gunakan adalah data data internal. Data internal merupakan data yang
menggambarkan sesuatu dalam suatu organisasi, yaitu OSIS SMA Negeri 2
Bondowoso. Selain itu menurut pengumpulannya, data kami termasuk data cross section. Data tersebut adalah data
yang dikumpulkan dalam waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan
pada waktu tersebut, yaitu pada masa jabatan pengurus OSIS SMA Negeri 2
Bondowoso tahun 2012-2013. Sedangkan berdasarkan sumbernya data kami termasuk
data lapangan. Data lapangan adalah data yang di peroleh dari hasil penelitian
di lapangan, yaitu di ruang lingkup SMA Negeri 2 Bondowoso.
Untuk memperoleh data tersebut kami
menggunakan angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Dalam penelitian kami,
kami menggunakan beberapa jenis angket. Berdasarkan dari cara menjawabnya kami
menggunakan angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket
yang memberi kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
Sedangkan angket tertutup adalah angket yang telah disediakan jawabannya
sehingga responden hanya diharuskan memilih jawaban yang telah tersedia.
Sedangkan berdasarkan dari jawabannya, kami menggunakan angket langsung. Angket
langsung adalah angket yang isi responden dimana responden menjawab langsung
tentang dirinya. Sedangkan berdasarkan dari bentuknya, kami menggunakan angket
pilihan ganda dan angket isian. Angket pilihan ganda adalah angket yang berisi
pertanyaan dimana jawabannya terdiri dari beberapa pilihan. Sedangkan anget isian
adalah angket yang berisi pertanyaan, namun jawabannya tidak disediakan oleh
peneliti, melainkan responden harus mengisi sendiri jawabannya.
E.
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data merupakan sebuah cara untuk membahas atau menguraikan data yang
telah diperoleh. Dalam penelitian ini, kami menggunakan prosentase dan metode
deskriptif. Prosentase adalah
membandingkan suatu hasil dengan hasil yang lain dengan menggunakan skala
persen. Sedangkan deskriptif adalah sebuah cara mengolah data dengan
penjabaran.
|
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
1.
Apabila Anda memimpin sebuah rapat, Anda
cenderung akan...
(a)
Tegas dan memegang
teguh pendapatnya sendiri.
(b)
Percaya diri dan
dapat memberikan solusi terbaik.
(c)
Ingin diperhatikan
oleh seluruh anggota rapat ketika berbicara.
Dari soal angket nomor 1 (satu), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 2%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 63%, dan
sebanyak 35% memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin
yang memiliki tipe kepemimpinan otoriter. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri
pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan maternalistik. Serta yang terahir, yakni jawaban C
merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik. Sehingga
dapat disimpulkan, sebanyak 63% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan maternalistik.
2.
Bagaimana cara
Anda menyikapi
sebuah program?
(a) Percaya bahwa setiap anggota sudah memiliki kemampuan
yang baik untuk melaksanakan sebuah program, sehingga tidak butuh pengawasan
yang ketat.
(b) Percaya pada potensi setiap anggota dan memberikan
kebebasan berpendapat. Namun Anda tetap mengontrol jalannya program.
(c) Menggunakan seluruh potensi yang ada dalam organisasi,
termasuk rasa saling memiliki antar anggota, sehingga program bisa berjalan
dengan baik.
Dari soal angket nomor 2 (dua), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak
0% pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 57%, dan
sebanyak 43% memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin
yang memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Sedangkan untuk jawaban B
merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan
ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan populistik. Sehingga
dapat disimpulkan, sebanyak 57% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan
Demokratik.
3. Apa yang biasa dilakukan oleh anggota
Anda, ketika Anda memipin rapat?
(a) Orang lain akan memperhatikan Anda dengan seksama dan
akan mengusulkan
pendapat kepada Anda dengan cara yang sopan.
(b) Orang lain sebagian mendengarkan, dan sebagian lagi
tidak. Serta
kesulitan dalam menemukan hasil rapat.
(c) Orang lain akan mendengarkan Anda, dan akan mengeluarkan pendapat secara terbuka.
Dari soal angket
nomor 3 (tiga), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 37% pengurus OSIS
memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 35%, dan sebanyak 28%
memilih jawaban C. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki
tipe kepemimpinan kharismatik. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang
memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Serta yang terakhir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang
memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Sehingga
dapat disimpulkan, sebanyak 37% pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan
Kharismatik.
4.
Saya memiliki kelebihan, namun disamping itu saya juga
memiliki kekurangan. Kekurangan yang saya miliki adalah...
(a)
Setiap perintah dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
(b)
Saya tidak sepenuhnya percaya kepada orang lain, sehingga
membuat saya
merasa lebih puas jika memastikannya sendiri.
(c)
Saya tidak ingin ada orang lain yang ikut campur dalam
program/organisasi saya.
Dari soal angket nomor 4 (empat), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 75%, sebanyak 10% memilih jawaban C.
Lalu sebanyak 5% tidak menjawab soal. Dimana jawaban A merupakan ciri-ciri pemimpin yang
memiliki tipe kepemimpinan otoriter. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri
pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan maternalistik. Serta yang terahir, yakni jawaban C
merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan populistik. Sehingga
dapat disimpulkan, sebanyak 75% pengurus
OSIS memiliki tipe kepemimpinan maternalistik.
5.
Pada suatu
waktu, Anda
terdesak dengan dua kepentingan yang terjadi pada waktu yang bersamaan.
Yakni, Anda memiliki tanggung jawab untuk memimpin rapat,
dimana anggota Anda sangat bergantung pada Anda. Serta Anda juga memiliki tanggung jawab untuk mengikuti ulangan
suatu mata pelajaran. Apakah yang akan Anda lakukan?
(a)
Mengikuti ulangan
dan menunda rapat
(b)
Izin untuk memimpin
rapat dan menunda ulangan
(c)
Mengikuti ulangan
dan menyerahkan tanggung jawab Anda untuk memimpin rapat pada wakil Anda
Dari soal angket nomor 5 (lima), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 17%, dan
sebanyak 78% memilih jawaban C. Dimana jawaban A adalah mengikiuti ulangan dan
menunda rapat, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang kurang baik
karena lebih mementingkan diri sendiri. Jawaban B adalah izin
untuk memimpin rapat dan menunda ulangan, hal tersebut
merupakan cerminan dari sifat yang kurang baik
juga karena lebih mementingkan kepentingan kelompok. Sedangkan
untuk jawaban C adalah mengikuti ulangan dan menyerahkan tanggung jawab anda
untuk memimpin rapat pada wakil Anda, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang
adil. Dapat kami simpulkan bahwa pengurus
OSIS lebih banyak
memilih jawaban C
yang merupakan cerminan dari sifat yang adil.
6.
Seberapa besar
keyakinan Anda terhadap visi dan misi yang Anda buat?
(a)
Sangat yakin
seperti saat membuat visi dan misi tersebut
(b)
Saya yakin, tetapi
saya masih membutuhkan bantuan dari orang lain
(c)
Saya yakin bahwa
Tuhan akan memberikan kemudahan untuk saya ketika mewujudkan visi misi saya
Dari soal angket nomor 6 (enam), kami mendapatkan hasil sebagai berikut
:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 52%,
sebanyak 40% memilih jawaban C, dan sebanyak 3% tidak menjawab soal. Dimana
jawaban A adalah sangat yakin seperti saat membuat visi dan misi tersebut, hal
tersebut merupakan cerminan dari sifat percaya diri. Jawaban B adalah saya yakin, tetapi saya masih membutuhkan bantuan dari
orang lain, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang berorientasi
kelompok (lebih memilih kelompok dari pada individu). Sedangkan untuk jawaban C
adalah saya yakin bahwa Tuhan akan memberikan kemudahan untuk saya ketika
mewujudkan visi misi saya, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat yang
tawakal dan optimis. Dapat kami simpulkan
bahwa pengurus OSIS lebih banyak
memilih jawaban
B dimana mencerminkan sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok
dari pada individu).
7.
Saya adalah
seseorang yang identik dengan...
(a)
Berani, dan percaya
diri
(b)
Mudah percaya pada
orang lain (anggota)
(c)
Senang bekerja
secara berkelompok
Dari soal
angket nomor 7 (tujuh), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 40%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 12%,
sebanyak 45% memilih jawaban C, dan sebanyak 3% tidak menjawab. Dimana jawaban
A merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik. Sedangkan untuk jawaban B merupakan ciri-ciri pemimpin yang
memiliki tipe kepemimpinan laissez faire. Serta yang terahir, yakni jawaban C merupakan ciri-ciri pemimpin yang
memiliki tipe kepemimpinan demokratik. Sehingga dapat disimpulkan, sebanyak 45%
pengurus OSIS memiliki tipe kepemimpinan Demokratis
8.
Apakah dampak
dari latihan kepemimpinan (latpim) yang sudah Anda ikuti?
(a)
Menambah rasa
percaya diri
(b)
Meningkatkan
semangat berorganisasi
(c)
Mengetahui potensi
diri sendiri
Dari soal
angket nomor 7 (tujuh), kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30%
pengurus OSIS memilih jawaban A, sedangkan untuk jawaban B sebanyak 40%,
sebanyak 30% memilih jawaban C. Dimana jawaban A adalah sangat menambah rasa
percaya diri, hal tersebut merupakan cerminan dari sifat percaya diri. Jawaban
B adalah meningkatkan semangat berorganisasi, hal tersebut merupakan cerminan
dari sifat yang berorientasi kelompok (lebih memilih kelompok dari pada
individu). Sedangkan untuk jawaban C mengetahui potensi diri sendiri, hal
tersebut merupakan cerminan dari sifat yang dapat mengenali diri sendiri. Dapat kami simpulkan bahwa pengurus OSIS lebih banyak memilih jawaban B, yakni merupakan cerminan dari sifat yang berorientasi kelompok
(lebih memilih kelompok dari pada individu).
9.
Apakah dampak positif
yang Anda rasakan ketika menjadi pengurus OSIS, terutama dalam 2 hal berikut :
Organisasi=
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pendidikan=
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan angket yang telah kami sebarkan. Pengurus
OSIS memiliki jawaban berbeda mengenai dampai positif OSIS terhadap organisasi
dan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan jawaban sebagai berikut:
Organisasi : Dalam organisasi pengurus OSIS mendapatkan banyak sekali
dampak positif akibat dari keikutsertaannya dalam sebuah organisasi, yakni
: banyak pengurus OSIS yang mengaku
memiliki banyak pengalaman yang berharga semenjak
mengikuti OSIS. Dalam berkomunikasi pun, mereka (pengurus OSIS) merasa lebih percaya diri dan
lancar ketika berkomunikasi dengan orang baru atau orang yang lebih tua serta
di depan orang banyak. Selain merasa percaya diri dalam berkomunikasi, banyak
diantara pengurus OSIS yang merasa lebih baik dalam menajemen waktu, yakni memilah antara waktu untuk belajar dan berorganisasi.
Pendidikan : Dalam pendidikan, pengurus OSIS juga mendapatkan dampak
positif yang sangat berguna ketika mereka berhadapan dengan pelajaran. Misalnya
ketika mereka diminta mengajukan pendapat oleh guru,
mereka merasa lebih percaya diri dalam mengajukan pendapatnya karena sudah
terbiasa dalam kegiatan forum OSIS dimana mereka dituntut untuk mengajukan
pendapat dalam forum. Pengurus OSIS juga merasa lebih kreatif semenjak mereka
bergabung dalam kepengurusan OSIS. Karena dalam OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso, mereka dituntut
untuk berfikir mandiri untuk membuat sebuah program yang menarik. Selain itu banyak
dari mereka yang merasa lebih bertanggung jawab dan dipercaya untuk memimpin
kelompok dalam kelas ketika ada tugas kelompok.
Karena mereka sudah terbiasa dalam OSIS,
untuk bekerja tepat waktu dalam membuat program sesuai
dengan waktu yang sudah disepakati bersama.
Ssehingga tanggung jawab individu meningkat, sehingga
dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi pemimpin dalam kelas. Karena
pengurus OSIS memiliki komunikasi yang luas, banyak dari pengurus OSIS mengaku
bahwa mereka menjadi lebih mudah dalam mencari informasi
mengenai pelajaran disekolah melalui teman-temannya.
Karena terkadang pengurus OSIS harus dispensasi, sehingga
mereka harus mengejar ketertinggalannya.
10.
Apakah dampak negatif
yang Anda rasakan ketika menjadi pengurus OSIS, terutama dalam 2 hal berikut :
Organisasi=
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pendidikan=
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan angket yang telah kami sebarkan. Pengurus
OSIS memiliki jawaban berbeda mengenai dampak negatif OSIS terhadap organisasi
dan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan jawaban sebagai berikut :
Organisasi: OSIS adalah organisasi tertinggi di sekolah. Sehingga tidak heran jika
OSIS memiliki tanggung jawab besar terhadap kepengurusan semua organisasi
disekolah, mereka juga dituntut untuk selalu berinovasi dalam programnya. Dengan besarnya tanggung jawab yang diemban, maka
banyak dari pengurus OSIS yang mengaku kehilangan banyak waktu untuk belajar di
rumah dan disekolah dengan alasan tanggung jawab mereka dalam program OSIS yang
harus selesai
sesuai dengan deadline. Serta hampir dari semua pengurus OSIS mengaku bahwa mereka kehilangan banyak
waktu untuk beristirahat. Karena banyak sekali
pekerjaan yang harus diselesaikan, antara lain pekerjaan yang menyangkut
pelajaran dan program OSIS. Dengan banyaknya kesibukan yang dialami, hampir
semua pengurus OSIS mengalami fenomena yang sama yakni waktu untuk keluarga menjadi
semakin berkurang karena lebih sering disekolah dibandingkan dirumah
sehingga rasa egois antar pengurus terkadang muncul dan menyebabkan masalah
antar pengurus.
Pendidikan : Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada bagian dampak
negatif OSIS terhadap organisasi, bahwa OSIS memiliki pekerjaan yang banyak,
sehingga mereka harus pintar membagi waktu, jika tidak, mereka akan mudah
ketinggalan dalam pelajaran. Seperti yang dialami oleh banyak pengurus OSIS
yang mengaku bahwa mereka memiliki sedikit sekali waktu untuk belajar.
Sehingga mereka harus bekerja lebih keras dibandingkan
dengan siswa yang lain sehingga hal itu berdampak pada kesehatan mereka (pengurus
OSIS). Bagi pengurus OSIS yang merasa sulit untuk beradaptasi dengan hal baru,
mereka akan sulit untuk berkonsentrasi saat belajar, karena memikirkan tanggung
jawab di organisasi yang masih belum selesai. Akibatnya beberapa dari mereka (pengurus OSIS) nilainya menurun
dalam beberapa mata pelajaran dan ketinggalan pelajaran.
Sehingga berdampak buruk, yakni tak jarang beberapa dari
mereka merasa bahwa tingkat kemalasan mereka (pengurus OSIS) meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian yang kami buat, dapat
kami ketahui bahwa OSIS dapat membawa pengaruh positif dan negatif. Terutama
dalam hal organisasi dan pendidikan. Selain itu pengurus OSIS SMA Negeri 2
Bondowoso telah memiliki ciri-ciri pemimpin yang baik. Sehingga penerapan dalam
organisasi dapat berlangsung secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian kami,
dapat kami simpulkan bahwa ada pengaruh OSIS terhadap kemampuan kepemimpinan
pengurus OSIS, karena ditinjau dari tipe kepemimpinan, banyak dari pengurus
OSIS yang memiliki tipe kepemimpinan Maternalistik dan Demokratis. Sedangkan
berdasarkan teori, tipe kepemimpinan terbaik adalah tipe Demokratik.
Jadi, pengurus OSIS SMA Negeri 2 Bondowoso
memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik.
B.
Saran
OSIS
adalah induk organisasi tertinggi disekolah. Sehingga OSIS memiliki banyak program dan tanggung jawab yang besar. Hal itu
menyebabkan timbulnya beberapa dampak negatif bagi pengurus OSIS, terutama pada manajemen
waktu yang mereka (pengurus OSIS) miliki. Sehingga banyak menyita waktu untuk
belajar dan istirahat. Oleh sebab itu,
pengurus OSIS harus memiliki semangat yang tinggi untuk bisa mengatur waktu
mereka (pengurus OSIS) agar berhasil dalam pendidikan ataupun organisasi.
Selain itu dalam organisasi, biasa ditemukan perbedaan pendapat antara anggota
satu dan anggota yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki
keunikan masing-masing. Namun, terkadang dalam penyampaian pendapat terjadi
perselisihan yang disebabkan oleh egoisme masing-masing. Sehingga dapat
menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya mereka harus bisa memahami satu
sama lain antar anggota.
Daftar Pustaka
·
Ghozali, Syukri. 2009. Yang Muda Yang Berperan (YMYB). Bekasi:
PT. Pijar
·
Nashori, Fuad. 2009. Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta:
Pustaka Fahima
·
Mohammad, Herry. 2008. 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad. Jakarta:
Gema Insani
·
Mulyono, Dwi. 2013. Sosiologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo
: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
·
Nurseno. 2009. Theory and Application of Sociology 3. Solo
: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
·
http://aloel129.blogspot.com/2012/05/tipe-tipe-kepemimpinan-teori.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar