Selasa, 31 Desember 2013

Postingan Malam thn Baru (late post)

Ditengah malam yang sunyi di ruang pribadiku aku meneteskan airmata tatkala membaca balasan-balasan selamat tahun baru dari teman-teman.

Inilah makna tahun baru yang sesungguhnya. Tak perlu membuang uang hanya demi kesenangan sesaat. Cukup dengan melalui ucapan yang tulus kita sudah bisa merasakan kehangat dari malam tahun baru ini.

Malam ini aku baru sadar. Dulu aku cuma anak TK. Anak ingusan yang katanya gak tau apa-apa dan cuma bisa nanges. Tapi saat ini, aku sudah remaja dewasa yang mulai memikirkan masa depan MAI JADI APA, MAU HIDUP.BAGAIMANA, DAN DIMANA.

Selamat tahun baru :')

MATARU ITU..

Malam ini hujan datang dengan komedi manusia yang kayaknya bakalan dramatis bagi mereka yang lagi pacaran tapi gak bisa nikmati malam tahun baru berduaan di bawah bintang dan menatap langit lepas dengan cahaya kembang api terus bilang "selamat tahun baruuu"

BLEP! STOP!

Apa tahun baru itu penting? Perlu dirayakan? Perlu gitu keluar sampek malem trus beli trompet bentuk naga pas ditiup keluar suara "tteeettttt*.. yahh untungnya seh gak ngeluarin api naga (alaah apaan!). Malam tahun baru ya...tahun baru.. tahun baru.. *mikir*

Aku mikir ni sekarang "apa yang harus aku tulis di malam tahun baru?"-.- nyiksa banget si loe! Kayak pelajaran fisika aja, susah di mengerti -.-"

Gini aja deh. Malam tahun baru itu malam yang sebenernya aneh-aneh gak aneh. Aneh soalnya.. orang2 pada kumpul d lapangan cuma mau liat kembang api. Ya.. kembang api doang.

"Tapikan.. beda. Bisa liat sama temen atau pacar?"

Stop! Jangan bilang pacar. Oke.oke.. mungkin itu yang bikin beda. Tapi.. kenapa kalau kamu lebih banyak berdoa aja di tahun baru supaya kamu bisa dapatkan keindahan malam tahun baru dengan pendaran cahaya, dan kisah berwarna seperti kembang api itu setiap hari ? Eee.. walaupun kita tau sih kembang api cuma bisa bertahan beberapa detik, tapi.. setidaknya kamu selalu ingin memandangnya dan gak akan pernah bosen. Berdoalah agar kisah kamu seperti itu *ciiisss :D

Gak aneh.. gak anehnya itu gini, malam tahun baru emang bakalan jadi malam yg mirip sama kisah anak bayi yang baru lahir. Baru mencium aroma baru didunia yang katanya akan berubah menjadi berbeda di tahun yang baru. Jadi.. banyak orang bakalan tersenyum mengingat kisah mereka sepanjang tahun sebelumnya di malam ini. Gak anehkan kalau banyak orang membayangkan kisah mereka sendiri. Yaa.. ibaratnya, reunian sama diri sendiri. Haha kamu juga lakuin itu kan ? :D

Dimalam tahun baru itu biasanya hanya akan muncul 2 tipe manusia. Manusia pertama adalah manusia gak jomblo dan satunya lagi manusia single (sorry, single lebih pantas dr pd jomblo).

2 tipe manusia ini udah kayak pasukan negara api dan pasukan Aang yg siap melawan dan menyelamatkan tahun baru mereka masing2. Sebenarnya.. 2 tipe manusia ini sama-sama tipe manusia yang alay dan bodoh.

"Alay? Bodoh? Sapa?"

Siapa ya? mikir aja  sendiri. Aku mau lanjut nulis aja. 2 tipe ini alay, soalnya tipe pertama doanya "Tuhan.. semoga malam ini gak hujan, pliss pliss pliss" trus tipe 2 doa "Tuhan.. biarkan malam ini hujan mengguyur, karena tak ada cinta di hati ini" -----

Aku mikir.. halaahhh.. percuma, seharusnya, kalau mau berdoa jangan H-beberapa jam pas thn baru. Doa aja skalian pas setahun sebelum tahun baru. Tukang pawang hujan aja jinakkan hujan butuh waktu lama, puasa, beli ini itu, kemenyan apalah.. mungkin tipe pertama butuh belajar ke pawang hujan dan kalau perlu sekalian aja jadi pawang hujan . Ahaa gimana? Haha :D. Yang tipe ke 2, kamu harus banyak belajar dari orang Aborigin yang punya Tuhan hujan namanya Wuluwait (ini namanya seriusan), tapi jangan ikuti saran aborigin ini ya, ak gak mau jadi pemilik aliran sesat baru di negara ini hehehe.

Bodoh? Ya.. bodoh karena selalu melakukan ritual aneh kalau lagi nunggu tahun baru ditengah hujan kayak gini. Aku punya temen yg kayak tipe pertama, malam ini dia kusut banget kayaknya, merenung aja dia di depan hujan sambil dengerin lagu galau (helloo hujan gak bakalan berenti gara2 loe pandangin pakek tatapan melas gitu Bro!), ada juga temenku yang tipe ke 2, ini nih..ini..ini yang biasanya kronis banget pas malam tahun baru, menneng aja.. mencoba tabah walaupun lagi hancur banget tu kayaknya (pliss deh, jangan hancurin masa depan loe ditahun mendatang cuma demi malam yang gak bakal buat kamu sengsara seumur hidup). Owh men! dunia ini ternyata mulai dipenuhi dengan cinta yang kasak kusuk.

Eh gak kerasa malam ini hujan sudah reda. Hehe aku gak tau apa ke 2 tipe manusia itu masih berdebat atau nggak. Tapi yang jelas.. aku tertarik sama gambar yang dikirim sama salah satu temanku malam ini lewat WA, yang menurut aku ini cocok banget kita renungkan, intinya tu gini

"Bayangkan aja, kalau Malaikat Israfil ikutan niup terompet malam ini"

Kamu tau kan apa yg akan terjadi? Hehe.. semoga aja gak terjadi dimalam ini. Disini di tempat aku menulis. Malam masih seperti biasanya.. gak ada bedanya, tapi aku selalu yakin bahwa setiap malam itu malam yang istimewa, karena kecil kemungkinan untuk menikmati malam yang sama di hari yang lain.

(Aku mencoba menikmati malam tahun baru ini berdua. Berdua dengan jiwaku yang siap aku bawa untuk menorehkan kisah lembaran baru yang lebih indah. Berjanji untuk melayang, mengangkasa dan menatap dunia bersama mimpi2ku yang sudah disana, ya.. disana bersama bintang. Namun tetap tergambar jelas di depan kening ini) :)

RISKA MAULANI AHMI

Minggu, 29 Desember 2013

TAHUN 2013-KU



Menuju malam yang sunyi mata ini masih kuat untuk menulis paragraf yang akan lumayan banyak malam ini. Buku berjudul “negeri 5 menara” aku letakkan sejenak di atas meja kerja. Meja dimana aku biasa menulis dan membaca buku dengan tenang. Menghentikan aktifitas membaca hanya untuk berbagi kisah perjalananku di tahun 2013 yang luar biasa. Kenapa luar biasa ? karena aku benar-benar menemukan arti dari banyak hal yang mendekat padaku, lebih bisa berprasangka baik kepada Tuhan akan takdir yang datang bertubi-tubi dan cukup berat ditahun ini. 

“selamat datang 2013, aku harap 13 bukan angka yang buruk. Tuhan, mudahkan aku untuk mengemban amanah besar ditahun ini”

Itulah kalimat yang aku ucapkan ditengah riuh manusia malam penuh gemerlap cahaya kembang api. hari itu hari pertama di tahun 2013. Aku memberikan hadiah untuk diriku sendiri untuk mengawali tahun ini dengan menikmati hiburan malam di tengah kota bersama beberapa teman (read:sita, sista,cintika,ila,fera). Hadiah untuk diriku sendiri yang sudah berhasil membuat aku menjadi manusia yang berbeda dimalam itu. jujur, aku belum pernah menikmati malam tahun baru seperti ini. masih kaku akan pergaulan malam hehe. Aku menunggu waktu tengah malam dengan menikmati hiburan yang sudah ada di depan mata. Hiburan yang berhasil menghipnotis banyak orang untuk berjoget ditengah lapang tanpa berfikir kanan kirinya laki-laki atau perempuan, semua membaur menjadi satu, aku berfikir “tidak baik jika bukan muhrim menari ditengah malam di tempat umum seperti ini”. pikiran itulah yang mengurungkan niatku untuk ikut bersuka cita di tengah lapangan, aku mundur menepi bersama salah satu temanku, menghindar dari manusia –manusia malam yang menggila. aku mencoba menghibur diri malam itu, karena aku tau, tahun 2013 akan menjadi tahun yang berat, maka dari itu aku berusaha untuk membuang jauh-jauh pandangan buruk di tahun ini, terutama untuk angka “13” yang katanya angka sial. Aku benar-benar ingin mengubah angka itu menjadi angka “7” angka keberuntunganku. "3…2…1.." hitungan untuk menyalakan kembang api sudah menggema ditengah lapangan kota. Itu artinya, tahun baru hanya tinggal hitungan detik saja. 3 detik kemudian, cahaya indah dengan suara khas kembang api berpendar di tengah langit malam, memecah pandangan manusia-manusia di lapangan ke atas langit. Sorak-sorai terdengar penuh bahagia. Aku tak ikut bersorak, aku berdoa, berdoa untuk diriku sendiri dan orang-orang yang aku sayangi. “bismillah, kamu bisa ris” begitu aku ucap pada diri sendiri. Bersamaan ketika aku berdoa, temanku yang memiliki misi sama denganku di tahun ini berkata “ris.. kita bejuang untuk MAGENDA ya.. bismillah ris”. Aku tersenyum membalas perkataannya, disitulah aku menyadari,  aku tidak perlu takut untuk menghadapi tahun ini karena teman-temanku siap menjadi tempatku bersandar dikala anggota badan ini tak sanggup untuk berdiri.

Malam tahun baru terlewati dengan sempurna. Liburan akhir semester pertama akan segera berakhir ketika itu. liburan yang sama sekali tidak pantas untuk aku sebut liburan. Setiap hari badan ini melangkah menuju bangunan dimana biasa aku belajar, mata ini selalu menemukan objek yang sama setiap harinya. Gerbang sekolah siap menyambutku setiap pagi. Abang penjaga sekolah rasanya tidak heran lagi jika melihatku mondar-mandir di sekolah waktu libur. Kasian aku membayangkan diri ini ketika itu.

Hari pertamaku masuk sekolah. Semester 2 kelas XI sudah siap menunggu untuk aku taklukkan. Walaupun aku ragu untuk bisa menaklukkan semester ini.

“riss.. smskan anak-anak ya? Kita rapat untuk acara besar kita” ucap Bos dari organisasi-ku
“OKE!”

Beginilah tugasku. Sering memberikan kabar kepada teman-teman OSIS jika ada rapat. Tak salah jika aku yang memberikan kabar kepada mereka, karena selain sebagai pengurus aku juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana acara 2 tahunan. Yang konon acara ini adalah acara terbesar yang pernah diadakan oleh SMA di Bondowoso. Tak habis fikir aku jadinya, kenapa Allah menakdirkan ini untukku tapi yang jelas aku belajar banyak hal dari kalimat ini “ketika Tuhan sudah memberikan tanggung jawab, sebesar apapun tanggung jawab itu, Tuhan sudah memperhitungkannya sesuai dengan kemampuan umatnya”. Kalimat ini aku kutip dari buku kesayangan yang aku sebut sebagai buku sepanjang masa, yakni “LA-TAHZAN”. Tak rugi rasanya aku membeli buku ini, benar-benar buku yang inspiratif.

Hari demi hari aku jalani dengan semangat. Semakin hari aku semakin khusyuk berdoa kepada Tuhan, karena aku ingin hati dan fikiranku tetap tenang di bawah rasa kalut yang tak jarang menghampiri secara tiba-tiba bagaikan awan kulumbus hitam yang siap memancarkan petir dan badai. Hampir setiap pulang sekolah aku rapat bersama teman-teman OSIS di markas kami. Ketika itu, kami sepakat untuk mengadakan acara MAGENDA 6 pada tanggal 9 Maret 2013. Kesepakatan yang kami tandai dengan melingkarnya coretan spidol hitam diatas kalender berangka 9 bulan 3 tahun 2013. Dengan ucapan bismillah kami memulai misi ini.

Tak sampai ditengah perjuangan acara besar ini aku mendapatkan tamparan keras. Aku rasa bukan hanya aku, akan tetapi teman-temanku juga pasti merasakan hal yang sama.

“acara MAGENDA tidak bisa dilaksanakan”

Tidak bisa dilaksanakan. Kata “tidak” memberikan arti yang sulit untuk di terjang. Rasanya tidak mungkin lagi untuk meneruskan misi ini di tanggal 9 maret. Terjadilah pengunduran acara. Ini adalah kegagalanku yang pertama. Kegagalan yang benar-benar ceroboh karena bertepatan dengan pemilihan umum Bupati kota Bondowoso. Sekolah tidak mendapatkan izin untuk melaksanakan acara ini, karena polisi sudah menerima surat resmi dari Bupati untuk mensterilkan setiap acara yang mengundang masa. Saat itu aku mencoba untuk tenang, walaupun aku tau pasti akan ada banyak orang yang membicarakan perihal ini dibelakang.

“teman-teman.. kita rapat sepulang sekolah. Jangan sampai ada yang gak hadir. Wajib datang, aku tunggu di markas osis. Ada masalah. Tertanda Ketupel MAGENDA”

Kurang lebih begitulah kalimat yang aku ketik di handphone hitam kesayanganku untuk teman-teman OSIS.

Ketika siang datang, aku sudah siap dengan alat tulis dan buku note berwarna cokelat. Menunggu teman-teman di markas OSIS dengan penuh pengharapan mereka akan datang dengan lengkap tanpa ada yang izin untuk sebuah perihal yang lain. Beberapa menit berlalu, ketika itu pengharapanku tak terbalaskan, melihat banyak sudut yang kosong di markas ini aku menjadi sedikit kecewa “kenapa mereka datang tidak lengkap?”. Aku mencoba untuk sabar mengahadapi ini dengan terus berprasangka baik, mungkin teman-temanku sedang ada keperluan yang memang tidak bisa mereka tinggalkan, setidaknya.. masih ada beberapa orang yang siap mendengarkan keluh kesahku akan masalah yang datang.

Jika hanya sekali tak ada hasil. Begitulah yang terjadi dengan sebuah keputusan yang kami ambil untuk MAGENDA saat itu. Hingga 2 minggu berlalu aku dan teman-teman masih belum bisa menemukan tanggal yang pasti sebagai pengganti tanggal 9 Maret. Waktu terus berjalan hingga Tuhan membantu untuk memberikan jawaban. Akhirnya.. MAGENDA diundur hingga tanggal 20 April, sebulan setelah tanggal 9 Maret. Panitia-pun segera mengumpulkan perwakilan kelas dan memberikan pengumuman atas pengunduran ini. Hatiku sedikit lega, namun aku juga tau jika perjuangan akan dimulai lagi dari nol.

Kelas-kelas sangat menyambut baik adanya acara MAGENDA. Saat itu aku berharap, tak adalagi pengunduran acara untuk ke-2 bahkan ke-3 kalinya.

Tak hanya urusan organisasi yang aku fikirkan. Namun di tahun 2013 ini aku juga sibuk untuk mempersiapkan olimpiade Ekonomi yang sudah ada didepan mata. Di bulan Maret aku akan melawan soal-soal olimpiade bersama teman-teman yang lain (read: resky,alif,ocha,dek puspa).

Perjuangan di bulan Maret mulai bergejolak. Semakin hari badanku semakin remuk, akibat beban fikiran. Aku sadar kalau MAGENDA adalah tanggung jawab yang menyangkut banyak orang bahkan seluruh anak di sekolah, dan olimpiadeku, lomba yang aku tunggu selama satu tahun, aku sadar aku tidak boleh gagalkan kedua-duanya. Inilah yang memberatkanku, mempertahankan keduanya disela waktu dan masalah yang tak kunjung ada akhirnya. Namun aku masih percaya  “la takhaf wa la tahzan innalla haa ma’ana (jangan takut dan jangan bersedih karena Tuhan bersamamu)”. Kalimat ini yang membuat aku menjatuhkan air mata disudut masjid sekolah setiap sore, saat itu memang tidak  ada orang lain yang tau, karena aku berfikir, biarlah hanya aku dan Tuhan saja yang tau akan kesedihan yang berlarut ini.

Olimpiade dimulai. Aku berangkat bersama dengan rombongan teman-teman grup olimpiade yang lain. Aku merasa bangga sekali jika berkumpul dengan mereka, para anak pilihan yang dipercaya untuk menjalankan amanah sekolah dibidang akademik. Bismillah aku memulai mengerjakan soal demi soal. Saat itu aku tidak berambisi untuk menang, karena menurutku ambisi hanya akan mendatangkan kedengkian dan rasa benci terhadap diri sendiri bahkan orang lain.

Satu beban terlewatkan. Aku masih ingat, kesokan harinya (sehari setelah lomba) adalah hari jumat. Pengumuman olimpiade dibacakan. Hatiku sudah tak karuan. Aku mulai mencium aroma kegagalan disekitar tempat dimana aku berdiri.

“maaf nak.. kamu tidak lolos”

Kalimat yang membuat aku membendung air mata, tangan kananku spontan aku letakkan di depan hasduk yang aku pakai. Beberapa detik kemudian kedua tanganku meraih tangan kedua guru ekonomiku, aku mencium tangan mereka sebagai tanda terimakasih atas didikannya selama ini. aku keluar dari ruang guru, dan mencoba untuk menenangkan diri. Aku merasa tuli ketika itu, aku merasa aku tidak sedang berjalan namun sedang melayang bersama dengan kegagalan. Aku melihat kedua sahabat karibku menunggu diluar dengan pengharapan yang besar. Mereka berbicara padaku, menanyakan apa yang terjadi, tapi sungguh aku tidak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan, aku tau lisanku tak sejalan dengan kalimat tanya yang mereka lontarkan padaku. Aku berjalan dengan cepat

“riska tenang.. tenang… tenang.. astaghfirullah, astaghfirullah” itulah yang aku ucap dalam hati

Ini adalah kegagalan ke-dua ku. Aku merasa sangat kecewa. Lomba yang aku tunggu selama 1 tahun lenyap begitu saja. Jauh dari pandangan mata. Gagal dengan 1 peringkat dibawah juara 3 (read:peringkat4). Ingat dengan kalimat seorang teman (read:rani) “kak, semua sudah ada yang ngatur, pasti ada yang lebih baik” begitu ucapnya.

Aku berjalan seraya menenangkan diri. Aku ber-istighfar dalam hati. Aku mencoba meyakinkan diri sendiri jika ini adalah jalan yang terbaik. Akupun menuju Masjid yang sudah sedari tadi menunggu kedatanganku untuk mengadu. Aku sholat dhuha. 
Selepas sholat dhuha aku berdoa, aku mencoba untuk mengosongkan semua hal, aku mencoba untuk berbicara kepada Tuhan. Pagi itu di hari yang mulia, hari jum’at aku berdoa  di balik mukena dalam masjid

“ya Allah ya Tuhanku.. hamba tau ini jalan yang terbaik. Tapi hamba juga tau, ini jalan yang sangat sulit untuk hamba terima. Ya Allah, tidak apa-apa hamba tidak apa-apa, hamba tau saat ini kau mengulang-ulang kata La-tahzan riska La-tahzan (jangan menangis riska, jangan menangis), tapi Tuhan biarkan hamba menangis sekencang-kencangnya dalam hati untuk saat ini. dua hal yang hamba minta darimu saat ini ya Allah, pertama jauhkanlah hamba dari rasa dengki yang pastinya akan menjadi penyakit hati, yang ke-dua bantulah hamba untuk menata hati ini demi kehidupan yang lebih baik karena hamba tau ya Allah kegagalan ini tidak boleh menyurutkan semangat hamba untuk menjalankan misi MAGENDA.”.

Aku mentup doa dengan kata aamiin sambil menempelkan kedua telapak tangan ke seluruh wajah yang sudah basah dengan air mata.

Hari itu, aku masih berusaha menguatkan diri. Aku mencoba menata diri, karena sepulang sekolah, kawan- kawan pers menunggu untuk pembuatan mading mingguan.

“ris.. tugasmu cari anak disekolah ini yang masih belum pulang, kamu wawancarai mengenai arti dari kata sukses. OKE?”

Tema pers hari itu benar-benar berbanding terbalik dengan apa yang aku rasakan. Akupun mengiyakan tugas dari temanku yang saat itu mejadi pemimpin redaksi pers sekolah (read:ewik). Aku berjalan sambil membawa secarik kertas dan bolpoin. Langsung saja aku menuju masjid dan bertemu dengan 2 orang teman laki-laki. Awalnya mereka tidak ingin aku wawancarai, tapi setelah aku bujuk, mereka bersedia untuk aku wawancara. Pertanyaan demi pertanyaan berhasil mereka jawab dengan baik. Tapi berselang beberapa menit mereka berhasil membaca kegalauanku. Mereka tau aku sedang dilanda masalah, hingga tanpa sadar aku menangis didepan mereka. Malu jika aku harus mengingat itu semua, mungkin mereka menertawakan kecengenganku saat itu. Pertemuan dengan mereka membuat aku memiliki semangat baru, aku masih ingat beberapa kalimat dari kedua sahabat-ku ini;

“sukses itu tanpa batas, jadi kejar kesuksesan itu sampai dapat”
“kalau gagal bukan berarti kamu bodoh. Kegagalan awal dari sukses, kalau sekarang kamu gagal. Tuhan sudah persiapkan yang lebih suatu hari nanti”

Itulah yang mereka ucapkan di siang hari itu, di bawah atap masjid. Terimakasih teman (read:aghet,afif)

Ketika teman-temanku menguatkan. Aku selalu menganggap mereka itu sebagai sarana Tuhan untuk menyampaikan apa yang ingin Tuhan sampaikan kepadaku. Aku tau aku bukan Nabi atau orang suci yang  bisa bertemu dengan Tuhan secara langsung. Maka dari itu, siapapun yang memeberiku semangat ketika aku jatuh, aku anggap perkataan mereka sebagai pesan dari Tuhan untukku.

Hari demi hari, keadaanku semakin membaik. Aku bersyukur. Tapi.. datang lagi masalah. Temanku bagian humas MAGENDA membawa kabar buruk.

“kita gak dapat izin, mereka bilang kalau tanggal itu masih rawan kerusuhan akbiat pemilu”

MAGENDA kembali terancam. Kali ini aku tidak main-main, aku benar-benar geram pada diri sendiri dan pada aparat yang mengurus izin. Aku fikir, apa susahnya memberikan izin, toh kami sebagai panitia juga sudah memperkirakan kerusuhan yang ada di Bondowoso tak akan seperti di kota besar layaknya Surabaya atau Jakarta. Kekuasaan seorang anak SMA selalu kalah dimata para aparat. Aku dan teman-teman sepakat untuk meminta bantuan dari seseorang yang lebih tua dan bisa memberikan kami kemudahan untuk acara ini. Tapi.. percuma, semua tidak bisa diselamatkan.

Rapat kembali digelar. Untuk penentuan tanggal ke-3 kalinya. Panitia sepakat MAGENDA diadakan pada tanggal 16 Juni. Namun apa yang terjadi ? hal yang sama menimpa. Sama seperti sebelumnya, MAGENDA gagal dilaksanakan pada bulan Juni dengan alasan perijinan yang sulit.  Ini adalah kegagalanku yang ke tiga.

Pikiranku benar-benar kalut saat itu. kegagalan MAGENDA di tanggal 16 Juni dan satu hal lagi, kegagalan lomba Akuntansi di Jember yang sudah nyaris membawa kelompokku pulang dengan membawa piala. Untuk kesekian kalinya aku mencoba untuk menata hati. Terus membuat diri ini percaya jika ada hal yang jauh lebih baik dari kegagalan yang aku dapat.
Rapat ke 4 kalinya. MAGENDA sepakat diadakan pada tanggal 7 Sepetember 2013. Rapat ke-4 berjalan dengan penuh pertimbangan yang berat. Kelas-kelas ada yang menolak untuk meniadakan MAGENDA karena takut akan ada pengunduran kembali. Tapi panitia terus meyakinkan mereka jika kali ini MAGENDA akan terselenggara. Aku memeluk teman disebelahku (read:riris) sekedar menenangkan diri jikalau tidak akan terjadi apa-apa. Perbincangan berjalan dengan suasana yang terkadang sedikit mengalami perbedaan pendapat hingga akhirnya aku menutup rapat dengan keputusan MAGENDA akan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2013 .

Andai saat itu teman-temanku tau. Aku benar-benar tidak sanggup untuk menjajaki koridor-koridor kelas terlebih lagi untuk masuk kedalam kelasku sendiri, kelas XI IPS. Aku tau mereka akan membicarakan ketidak senangan mereka akan keputusan ini. aku tau banyak orang yang aku kecewakan. Tapi aku juga tau, acara ini tidak akan berjalan jika Tuhan sendiri tidak meridhainya. Akupun menarik tangan seorang teman OSIS-ku (read:ewik), kita berjalan menuju masjid dan mencari tempat yang sepi. Tepat dipojok rak mukena. Aku dan temanku yang satu ini menangis, menangis karena kami sadar sudah mengecewakan banyak orang, namun ditengah tangisan yang menyelimuti suasana siang itu, aku dan temanku ini berjanji untuk terus berjuang demi organisasi kita dan demi semua orang yang peduli akan acara besar ini. Kami menangis bersama sampai mata kami bengkak memerah. Aku berteriak dalam hati “ya Allah ini ujian darimu untuk kami, tapi aku tau Engkau memberikan ujian tak lebih dari kemampuan hambanya”. Tak ada yang tau kami menangis. Teman-teman OSIS yang lain mungkin sedang menenangkan diri didalam markas OSIS. Aku tau mereka pasti juga merasa bersalah atas pengunduran acara yang kesekian kalinya ini.

Semakin hari semakin berat untukku. Hinaan, obrolan yang tidak enak, dan segala hal yang menyerang batin. Tapi aku mencoba untuk bersikap biasa saja didepan mereka, aku anggap tidak ada apa-apa.  Aku selalu pulang sore. Berdiam di markas OSIS, atau sekedar masuk sendiri kedalam markas ketika yang lain sedang belajar. Aku pernah masuk menyendiri di markas sambil menatap foto dari para alumni OSIS, saat itu aku sedang mengumpulkan semangat, aku menggerutu dalam hati “mereka saja bisa, kenapa aku tidak?” berulang kali aku memikirkan kalimat ini sambil menatap foto mereka.

Sempat ada yang bilang “ketupel MAGENDA mentalnya, mental TEMPE”
Atau kalimat yang ini “sudah dah.. MAGENDA gak mungkin ada”

Aku hanya bisa menjawab dengan candaan balik kepada mereka yang berucap seperti itu. tanpa mereka sadari, kalimat mereka yang membuat aku percaya bahwa “MAGENDA AKAN TETAP ADA!”.

Saat itu, ketika kegagalan demi kegagalan menghampiriku, aku percaya dengan keajaiban kalimat ini;
"Man Shabara Zhafira (siapa yang bersabar maka akan beruntung)"

Disela kegalauanku yang campur aduk. Teman sebangkuku menyarankan aku untuk mengikuti lomba menulis (read:alif). Aku coba lomba ini. aku tau aku capek, setiap pagi kerja organisasi sampai sore, malam kembali lagi kesekolah dan begitu seterunya. Kapan aku menulis untuk lombaku? Aku menulisnya ketika malam sudah larut. Aku percaya man jadda wa jaddah (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil). Aku percaya dengan kalimat itu. Secangkir kopi hitam selalu menemani disetiap malam hingga tulisanku sempurna dan siap untuk aku kirim. Setiap malam aku menjelma seperti wanita kantoran yang lembur dimalam hari.

Alhamdulillah, tulisanku berhasil mendapatkan juara 1 tingkat provinsi. Aku sangat bersyukur. Di pagi kemenanganku muncullah banyak manusia yang mengucapkan selamat. Tapi taukah teman ? aku benar-benar takut dengan kemenangan ini. Aku takut kemenangan ini malah menimbulkan kebencian orang lain terhadapku (insyaallah ini tidak akan terjadi). Makasi bantuannya teman (read:alif).

kemenanganku dibidang tulis-menulis mengubahku menjadi sosok yang berbeda. Banyak pengalaman luar biasa yang aku dapatkan; berbicara didepan 500 orang dan para profesor yang belum pernah aku temui sebelumnya, mengikuti talkshow perekonomian dan kependudukan, mengikuti acara live disalah satu program Jtv, undangan untuk acara peduli remaja dan lain-lain. Saat itu aku sadar jikalau kesedihan dan kegagalan hanyalah cover kehidupan yang bisa kita robek dan kita ganti dengan cover baru yang lebih bagus. aku masih ingat dengan kalimat disebuah buku motivasi, begini tulisan itu berucap; "jika kamu menemukan 1 kegagalan maka Tuhan akan membalasnya dengan 2  kebahagiaan". aku sangat bersyukur, akupun berkata "inilah awal suksesku, dan mungkin ini pulalah passionku, bismillah"

Bulan Ramadhan tiba. Senang sekali bisa menyambut bulan penuh berkah. Di bulan ini aku niatkan untuk mendoakan diri sendiri, keluarga dan teman seperjuangan MAGENDA agar diberikan kemudahan. Aku bertekad untuk selalu datang untuk ikhtikaf di Masjid At-taqwa bersama teman karibku (read:ewik, Hikam, Aghet). Setiap di malam bertanggal ganjil aku keluar rumah seorang diri di tengah malam yang dingin. Aku tau rumahku jauh dari kota, tapi entah apa yang membuat aku berani melewati perlintasan jalan yang gelap hanya demi tiba dirumah-NYA dan memohon bantuan-NYA.

Masih ingat dengan ucapan salah satu temanku (read:hikam) di pelataran Masjid At-taqwa; “Ris.. banyak berdo’a buat MAGENDA, mumpung sekarang bulan berkah”, aku menjawb “iya Kam, pasti”
Aku berdoa, berdoa untuk kesuksesan MAGENDA ini. bismillah ya Allah aku dan teman-teman BISA DAN SANGGUP!

Perjalanan yang panjang. Liburan hari raya aku gunakan untuk mempersiapkan MAGENDA. Aku sempat mendapatkan tawaran untuk meninggalkan kota Bondowoso dan menuju Madura untuk berlibur. Tapi aku urungkan niatku karena aku tau “MAGENDA LEBIH MEMBUTUHKAN AKU”. Walaupun jauh di dalam hati ini aku ingin pergi bersama keluarga. Liburanku hanya pergi kerumah salah satu temanku (read:riris) di Sukosari, tempat yang dingin tapi sejuk, aku kesana bersama dengan Bos OSIS (read:putu)

Liburan hari raya usai. Seluruh panitia MAGENDA dikumpulkan. Semua harus bergerak MAGENDA hanya terhitung 23 hari lagi. Semua panitia bekerja keras. H-2 minggu seluruh pengisi acara latihan, panggung dipersiapkan, lighting, konsep, bintang tamu (BnR), peralatan, perlengkapan, semuanya sudah dipersiapkan. Semua Sie berjalan sesuai dengn fungsinya. Aku bangga melihat semua ini. hingga di H-1 MAGENDA, panitia malah kebingungan hendak mengerjakan apa. Karena semua persiapan sudah 98% selesai. Alhamdulillah.. aku bersyukur, aku tau Tuhan menjawab do’aku. Trimakasih Tuhan.

Aku masih ingat ketika itu semua orang membiacarakan MAGENDA, di Fb, Twitter, WA, radio, jalan, Banner, pamflet terpampang dimana-mana. Aku bangga!

Tepat di tanggal 7 September. Dengan berbalut kaos hitam abu-abu panitia tampak gagah dengan pakayannya. Hari itu MAGENDA 6 berhasil kami (panitia) adakan.

Di pagi hari menjelang pembukaan, Bos OSIS bilang; “Ka.. ini acaramu”, aku menjawab “iya Put, akhirnya”

Akhirnya.. akhirnya MAGENDA terselenggara. lihatlah kalian yang dulu menghinaku bahkan teman-temanku, lihatlah kalian yang dulu mengatakan MAGENDA tidak akan pernah ada. kalian lihat sendiri bukan? kami sudah bisa mendirikan panggung semegah itu didepan mata kalian semua. Bukan bermaksud untuk membalaaskan dendam atas ucapan kalian, namun aku hanya ingin membuat kalian sadar jika tidak ada satupun yang tidak bisa dilakukan oleh umat-NYA di dunia ini jika Tuhan sudah berkata Qun fayaqun. Aku bangga pada semua panitia, aku bangga pada semua teman OSIS ku (Putu, Alif, sita, Heikal, Alfian, Riris, Aseb, Yepri, Raka, Ewik, Kiki, Ciko, Faiz, Cintika, Bimo, Grazius) dan adik-adik OSISku terutama adik sekbid (dek ifa, dek eka). Dan SELURUH PANITIA MAGENDA 6, SEKALIGUS UNTUK SEMUA ORANG YANG BERPARTISIPASI DALAM MAGENDA 6. TAK LUPA PULA UNTUK SELURUH PURNAWIRAWAN OSIS.

Trimakasih untuk pengalaman penuh perjuangan di MAGENDA 6 ini Tuhan.
Di tahun 2013 juga menjadi tahun yang menyenangkan ketika aku pergi berlibur bersama teman-teman COSS ke Malang. Banyak hal yang aku torehkan bersama mereka. Yaa.. mereka teman-temanku yang begiiittuuuu berbeda dengan yang lain. Konyol tapi KECE hehehe. Sudah lama aku menunggu hal ini, menghabiskan waktu bersama teman-teman setelah sekian lama aku hanya berkelana kesana kemari membawa kertas, buku note, dan bolpoin. tahun yang penuh berkah.

Inilah beberapa kisah perjalananku selama tahun 2013. Mungkin ini hanya sekelumit kisah yang aku ceritakan, karena sebenarnya di tahun 2013 banyaaakkkk sekali kenangan. Bahkan aku benar-benar percaya kalau angka 13 itu bukan angka sial. Buktinya.. aku bisa tunjukkan angka 13 menjadi angka keberuntunganku, angka “7” di dalam MAGENDA 6.

Selamat tinggal 2013. Selamat datang 2014. Aku siap meraih mimpi!!

Tulisan ini untuk teman-teman yang ingin membacanya. Dan untuk adik calon Ketua Pelaksana MAGENDA selanjutnya.


RISKA MAULANI AHMI.

Kamis, 26 Desember 2013

TULISAN MALAM

Alunan musik  sendu di tengah keheningan malam. Warna kelam malam tak terlalu tampak dengan tertutupnya jendela dengan kain tipis berwarna hijau dikamar ini. Cahaya lampu-pun menjadi begitu mempesona ketika malam tanpa mentari dan hanya rembulan yang datang dengan sinar tanpa silau.

Jemariku masih melentikkan gerakannya diatas handphone yang masih siap untuk menemani disetiap malamku. Mata inipun masih selalu siap menemani ditengah keheningan malam yang tak berujung. Kaca mata yang menopang penglihatanku pun tak ingin menjauh dari pandangan mata ini, masih tetap menemani untuk membantu cahaya masuk dengan sempurna. Telinga masih mendengarkan alunan musik yang sendu. Mengalun dan menenangkan fikiran. Ternyata.. Lagu selalu membuat otak ini mengenang memori yg sudah lalu. Itulah hebatnya lagu, bisa membuat sesuatu serasa terulang kembali.

Malam semakin larut. Angin tak datang lagi. Tadinya aku khawatir jikalau malam ini akan menjadi malam yang dingin. Ternyata.. Itu tidak terjadi. Malam ini menjadi hangat.

Perbincangan malam ini begitu ramai. Melalui jejaring sosial yang siap menemani dikala tak ada satupun teman yg bisa kuajak bicara bertatap muka.

Semakin lama aku menulis, mataku jadi aneh. Mungkin inilah risiko manusia berkacamata. Tak apalah, setidaknya aku masih bisa melihat walaupun harus melalui pembatas lensa.

Malam ini aku bingung mau apa? Pertanyaan ini baru aku lontarkan sekarang. Padahal, aku sudah terlalu sering melalui malam dengan keadaan yg seperti ini.  Seharusnya pertanyaan itu tidak perlu diutarakan bahkan dijawab. "Sudahlah.." Aku menggerutu dalam hati

Akupun berhenti sejenak. Merenung.. Dan menulis akhir dari tulisanku. Yang aku sematkan dalam paragraf terakhir tulisan ini

Setiap malam akan berakhir. Pagi akan menyongsong hari esok. Semua akan berakhir, dan semua akan bermula. Semua hal memiliki waktu tersendiri untuk muncul. Dan Tuhan tau kapan waktu yang tepat itu. Marilah berdoa untuk takdir di hari esok yang lebih baik

*Tulisan malam*

Rabu, 25 Desember 2013

NANTI, DI UJUNG PENANTIAN

Dunia ini masih berputar. Hidup ini terus berjalan. Tak ada yang berubah pada objek yang ku lihat disetiap sudut jalan itu. Masih tetap dengan rupanya yang merindu.

Layaknya makna dari digit kembar dalam jam digital yang bermakna ada yang merindukanku. Apakah itu kau?  Ataukah aku yang sedang merindukanmu di tiga waktu yang tak pernah terpisahkan ini?

Saat pagi datang. Pagi yang berlapis embun dan terbungkus langit dengan awan putih yang ber-arak mengikuti angin. Cahaya mentari tak sanggup untuk menyapa sang pagi. Aku berjalan menikmati hawa sejuk sang pagi, hingga aku terhenti dan memejamkan mata sembari membuka kedua tangan layaknya burung yang siap untuk terbang. Hati ini berucap "Hari ini aku masih  menunggumu"

Saat siang datang. Siang dengan mentari yang kelabu. Seterang apapun mentari bersinar, hatiku akan tetap ada disini hanya terdiam dingin membeku dan kaku menunggumu. Tak ada satupun yang aku tunggu selain dirimu.

Saat malam datang. Malam yang menyapa dengan keheningan. jemari kaki terasa dingin saat malam tiba. Diluar terasa sangat sepi. Tak ada sayup angin yang melewati sela-sela dedaunan. Rembulan yang terlihat anggun memandang dari kejauhan. Rembulan, taukah kau akan rahasia manusia malam yang tak lelap tidur karena hal bodoh yg menyesakkan hati dan fikiran?. Aku menyesakkanmu, aku memikirkanmu.

Disini.. dalam tiga waktu, dalam sebuah kehidupan, dalam perjalanan panjang bertahun-tahun aku menunggumu. Tak tau kau dimana? Tak tau kau dengan siapa? Apakah kau jauh? Apakah kau dekat? Pernahkan kita bertemu? Aku memikirkan sejuta pertanyaan yang aku ingin lontarkan pada Tuhan dan padamu. Tapi hingga saat ini, tak ada satupun jawaban..

Nanti, di ujung penantian yang panjang kau akan melihatku sedang menunggumu dengan tatapan penuh rindu, penuh cinta, penuh dengan semua hal yang bergejolak. Tak perduli akan berapa lama aku berdiri mematung hati dengan perasaan yang merindu. Tak perduli aku harus terus membeku dengan perasaan yang sulit ini. Tak perduli aku akan berat akan rindu ini..

Karena diujung perjalanan aku akan bertemu denganmu. Suatu saat nanti. Yaa.. suatu saat nanti.. aku menunggumu disini...

Bayangkanlah, betapa indahnya pertemuan kita suatu saat nanti. Pertemuan yang sudah dirancang oleh-NYA, begitu rapih dan indah.

Aku akan terus menulis untukmu. Karena aku ingin suatu saat nanti. Kau tersenyum membaca kisah penantianku untukmu.

Aku ingin kita bertemu dalam waktu yang tepat. Dimana aku dan kamu akan menjalin ikatan yang di Ridhai-Nya.

Aku disini sedang berusaha untuk bertemu denganmu. Aku mencoba memperbaiki diri. Aku harap kau juga begitu.

Salam rindu untukmu *JODOHKU*

Minggu, 22 Desember 2013

MALANG REK! Edisi 1

Hai.. aku lagi di Malang ni :D. Akhirnya bisa kesini lagi setelah 2 tahun lalu berhasil menyusup menjadi orang baru di masa SMA.

Kali ini aku kembali ke Malang bukan karena lomba dan bla bla bla yang bikin otak ruet, tapi untuk kali ini di H-sekian bulan masa SMA ku, aku liburan bareng anak2 COSS ke Malang. Hahaha mantep kan ?! :D

Trip dimulai jam 5 pagi dan langsung josss ke JATIM PARK. Perjalanan yang cukup melelahkan di atas bus, lumayanlah 5 jam. Tapi serasa nyaman dan gak kerasa hehehe.

Perjalanan di dalam bus sudah berakhir untuk sesi pagi. Kita sampai di JATIM PARK jam 11 sekian lebih gak tau berapa haha. Masih siang, tapi hujan sudah jadi cover dari kisah kita. Pernah tau ungkapan ini? Hujan selalu menyisahkan cerita antara aku dan kalian. Kalau gak pernah, hari ini, detik ini, menit ini, jam ini kalian sudah baca di blogku *sihaha. Kenapa aku tulis ungkapan itu? Yaa.. karena hujan di JATIM PARK akan menyisahkan cerita untuk kita para anak manusia yang sedang menikmati liburan sambil berbasah-basah ria. Dingin sih.. tapi apaseh yang gak seru kalau bareng anak COSS ? Hujan tu.. bukan penghalang buat kita (sip!).

Sebenarnya aku suka JATIM PARK, tapi.. ada satu hal, satu hal aja ni. Aku gak berani maen wahananya-.- (jangan ketawa!). Tapi untung aja, ada yg senasib nih *ehem cesa (sorry ces aku cerita disini :D). Awalnya aku mau beranikan diri masuk ke rumah hantu, tapi.. setelah mendengar jeritan dari dalam wahana yang seperti siksaan didalam neraka, aku anggap wahana ini gak sehat buat jantung (halah--) yaa maksudku kan, mungkin aja nanti pas liat hantunya aku kaget, trus spot jantung kan ngrepoti yang lain, jadi aku gak jadi ke wahana ini (hahaha sbnrnya takut). Aku ketemu cesa di depan wahana rumah hantu, ternyata.. dengan perasaan yg senasib (takut wahana--), kita jadi punya ide buat muter2 ke wahana2 lain. "Nah! Nemu ni.." kataku. Permainan ini lumayanlah.. muter2, tambah lama tambah cepet cepet cepet dan cepet. Aku bilang sama cesa "ces.. kita naek ini". Waktu kita mau masuk wahana dannn kita ngeliat ada anak cewek muntah2 gara2 naek wahana itu.. kalian pasti tau apa yg aku sama cesa fikirkan kan? "Ces.. gak jadi naek ini dah". Kita pergi -____-.

Berjam-jam aku sama cesa muter2. Naek tangga turun tangga. Dan akhirnya kita tau kita harus kemana hahaha. Akhirnya, kita ke TIME ZONE. Kita masuk dan.. jegger!! Kita sampai di arena anak anak, yaa.. anak anak banget. Kampreett, kita ketawa2 sendiri gara2 kejadian ini. Rasanya kita terhina dengan anak2 yang ada disana. Pengen bilang sama anak2 kecil itu, "apa lo liat2? Gue SMA, tapi gue berjiwa anak2" #owhMann!

Sekian lama, aku berpetualang sama cesa. Udah kayak dora dan boots ni (boots-nya?). Anak2 lain pada teriak2 gara2 wahana yang gila2 itu, sedangkan kita berdua... tetap dengan kesunyian menatap wahana dari bawah -.-.  berdua bengong liat orang2 yg lagi maen di wahana tornado. Aku mikir "gilak tu orang2!, mau aja ketipu sama wahana kyak beginian".

Lama banget dibawah ngeliat tornado. Sampai ada anak2 cowok COSS bilang "eh.. ayo naek tornado", kita langsung kompak jawab "haha MAKASIH DAH! Kita tadi sudah naek 360" >>padahal nggak -_-. Akhirnya aku sama cesa dapet job, katanya cesa "biar dah, yang penting ada kerjaan ni" bilang sambil pegang kamera  nge-video-in anak2 cowok COSS yang lagi maen wahana tornado, aku mikir "tapi kan gak gini2 jugak-.-".

Video berakhir. Jalan lagi deh sama cesa, sampai dijalan ketemu sama kokom & kholis. Mereka habis naek wahana dragon yang muter2 kayak roller coster gitu, trus mereka bilang "wih! Keren enak banget naek ini sumpah gak bikin mual!". Ak langsung liat cesa "ces.. naek ini dah yok?" Tapi.. "huh ndak dah, makasi". Cesa gak mau dan aku berjuang sendiri naek wahana ini... dari jauh sih wahana ini "ah! Biasa aja!", tapi pas naek, muter sekali daannn tambah cepet cepet cepet "WWWAAAAA!!!!!" gila! Apaanya yg gak serem -.- rasanya aku mau jatoh (ini gak alay, seriusan man) tapi ini SERU!! hahaha. Turun dari wahana ini agak pusing, cesa dari jaoh udah senyum2 bangga kalau ternyata dia memilih jalan yang benar untuk gak naik wahana ini.

Pulang2 dari wahana dragon, ketemu IIK sama iga, mereka bilang "eh.. naek flying fox yok", aku sama cesa liat2an lagi dan langsung bilang "hehe.. gak dah makasi" (payah!).

Jam 16.00, akhirnya perjalanan di JATIM PARK berakhir, kita langsung cuusssss ke MATOS. Waktunya berbelanja. Seneng banget, akhirnyaa.. aku terbebas dari wahana yang aneh2 itu.

Sesampainya di MATOS. Ternyata masih dengan fenomena wanita. Belanja gak semudah yang kita kira, ini butuh pemikiran ekonomis, rugi berapa? Untung berapa? -.- inilah bedanya, otak cowok sama cewek. Butuh bukti kalau belanja adalah fenomena sulit wanita? Nih

Pertama, aku beli tas, harganya 77ribu. Wah seneng banget dapet tas ini hihi.. tapi sampek bawah.. ada tas dengan kualitas sama, harganya 65 ribu, WHAT! Gila lu, gue ketipuuu *agak nyesel seh

Kedua, si Alif sudah muter2 sama aku selama 3 jam dan dia gak dapet apa2. Baju? Ada seh yang cocok, tapi? Mahal!. Sepatu? Ada seh yang cocok, tapii?? Mahal! Lagi--. Tas? Ada yang cocok dan berhasil dia beli.. tapi, buat dapet tas itu, kita harus muter2 selama 3 jam dan masuk di hampir setiap toko -.- *owhh man!

Ketiga, setelah keluar dari matos, alif jadi stress gitu setelah dia sadar, kalau tas gak terlalu penting. Dan dia kepincut sama coat yg dipakek mbak2 di mal tadi. Apalagi dia juga baru tau, kalau temen2 banyak yg gak beli2 di matos. Stres mode on dah! Dasar cewek -.-

Tulisan ini aku tulis sewaktu perjalanan pulang dari matos.  Menulis di balik kaca jendela bus yang berembun akibat hujan. bbbrrrrr.. malam hari ini malang dingin banget. Suasana bus jadi sepi, kayaknya anak2 udah mulai masuk ke alam bawah sadar mreka (read: tidur)

Perjalanan pertama dikota malang tertanggal 22 Desember 2013. Oya.. selamat ulang tahun buat puji di tanggal 23 desember, nanti ada kejutan buat puji :D

Jumat, 20 Desember 2013

UAS TERAKHIR DI MASA SMA :')



AKU KKEMBAAAALLIIIII…

Akhirnya, aku kembali lagi nulis pengalamanku setelah beberapa hari ini aku nulis mengenai banyak hal yang agak-agak galau kacau badai hahha. Malam ini, tanggal 20 Desember 2013, aku mau buang jauh-jauh kata-kata galau, aku mau buang jauh-jauh tentang sesuatu yang sudah sukses buat aku galau beberapa hari ini. aku mau bebasin diri dengan hal yang aku suka, dengan pacar terbaikku (laptop), dan sedikit pemikiran untuk hal-hal yang bakalan aku tulis malam ini.

Ehem.. aku mau mulai dari mana ya.. 

Kayaknya, mulai dari perjuang UAS lebih asik ya? Eemmm… kayaknya iya. Oke, goresan pengalamanku akan aku mulai dari perjuangan UAS *jreng…jrenggg*. 

UAS UAS UAS.. ini adalah hal yang paling dibenci sama temen-temen kelas, terutama para kaum Adam #asek. Tapi, dari sekian banyak anak cowok cuma ada satu orang yang selalu ngerasa nyaman-nyaman aja dengan UAS, yap! Hanya IIK seorang. Maklumlah.. orang pinter :D 

UAS kali ini adalah UAS terahir di masa SMA. Walaupun aku harus ngerjakan  banyak soal, belajar sampai larut malam, ngerasa kurang tidur, dan berbagai fenomena aneh lainnya, aku coba buat nikmati UAS terahir ini, kenapa ? yaaaa.. soalnya aku tau, masa-masa perjuangan seperti ini yang bakalan aku kangenin kalau sudah kuliah. Apalagi… momen waktu deretan para lelaki COSS kayak topek, vandy, victor, wahyu, yasir udah mentok gak tau dan terpaksa harus tanyak, pasti mereka nolehnya ke aku, iik, atau ocha.. oh man! Kita adalah play maker buat mereka. Oke gak papa.. setidaknya, kalau gak ada momen kayak gini, aku gak bakalan punya cerita lucu kayak ketauan ngasik contekan, ketawa waktu ulangan dengan tindakan bodoh, dan banyak hal lagi hahaha.

UAS kali ini ada yang beda. Biasanya si Topek ada di sebalahnya IIK, tapi kali ini dia ada di depan.. yeah! Gue suka takdir ini hahaha sorry pek :D mungkin inilah saatnya kamu buat berjuang sendiri. Awalnya sih aku seneng topek didepan, tapiii.. percuma aja deh kayaknya, topek emang didepan, tapi para pengikut alias anak buahnya dipergunakan buat nyarik contekan, jadi.. didepan atau gaknya dia tetep aja rencana contek menconteknya berjalan dengan baik.. owhh sshiiittttt!!!

UAS itu.. paling bikin semangat kalau penjaganya gak ketat. Soalnya.. bagi anak-anak yang semalam gak belajar bisa melancarkan aksi conteknya dengan mulus. Tanyak sana-sini tanpa sungkan (ssiieee), dan menyapa dengan senyuman ketika guru melihat sambil bilang “hey,,, kamu!” hahaha. 

Banyak cara yang dilakuin siswa demi sebuah jawaban, mereka biasa melakukan teriakan-teriakan gak jelas selama ulangan, atau mendesis seperti ular #ssssstttsssss, atau mungkin menciptakan kode morse baru *ini hal yang kreatif---àjangann dicontoh -___-“

Katanya.. guru udah lebih banyak makan garam dari pada muridnya? Tapi kayaknya, kalau garamnya gak beryodium kurang mantep ni hahah.. buktinya, murid jaman sekarang masih banyak banget yang melakukan kecurangan.. ah! Kadang dunia ini jadi gak adil kalau nilai bagus jadi milik orang yang gak belajar semalaman #huf. Tapi tetep santai aja.. percaya aja kalau Tuhan selalu melihat kita sepanjang waktu, Tuhan tau mana yang belajar dan mana yang gak belajar. Jadi, bagi kalian yang nilainya masih dibawah padahal kalian udah belajar, santai aja.. Tuhan sudah siapkan hal baik yang lebih indah dari nilaimu di rapot J (yaahh jadi inget deh, besok kan rapotan *GALAU LAGI*).

Seperti biasa, hari terakhir UAS diwarnai dengan senyuman yang sumringah  dari semua murid. Soalnya kalau terahir UAS  gampang banget, hampir semua anak mau keluar duluan, dan kebanyakan dari mereka bersemangat.. gak heran deh gak heran… pelajaran yang satu ini jadi hal yang paling disepelekan sama banyak anak, ya.. pelajaran kesenian dengan ujian menggambar -___-. Inget yaa.. gak semua anak bisa gambar dan gak semua anak bisa punya mood yang baik buat gambar, jadi gambar itu bisa jadi hal yang sulit bagi mereka yang pikirannya agak kalut, ehem.. kayak temen dibelakangku ni si IIK haha sebenernya dia bisa gambar, Cuma… kayaknya dia lagi gak mood gitu buat gambar, jadi mulai panik deh.. *aku gak mau cerita gimana ekspresinya iik kalau lagi panik, SULIT DIGAMBARKAN!! #siehAlayHehe*

Ritual tersendiri buat anak COSS seusai UAS. Sholat dhuha berjamaah, yaa.. meskipun seharusnya kita melakukan sholat ini setiap hari, setidaknya kita melakukannya sekali dan khusyuk, dari pada gak sama skali, yaa kaan? *hihihi. Ini adalah momen yang bakalan aku kangenin juga.. sholat berjamaah sama anak COSS :3

Paragraf terakhir ini untuk semua teman seangkatan.

Teman-teman, ditanggal 14-24 Desember kemarin, kita sudah melaksanakan UAS terakhir kita dimasa SMA. Gak nyangka sih kenapa waktu berjalan begitu cepat. Aku maunya.. kita lama-lama aja di SMA, aku maunya.. waktu berjalan lambbbaaattttt banget, biar aku bisa merasakan lebih lama berada disekolah ini bersama kalian. Aku masih mau belajar disekolah ini, aku masih mau memandang setiap sudut sekolah yang penuh dengan kenangan indah kita bersama. Indah banget yaa.. masa SMA kita, aku gak nyangka kalau semua kisah itu bakalan jadi kenangan. Yaa.. hanya kenangan. 

Satu hal untuk kalian semua.. bukan hanya untuk anak COSS, tapi buat semua teman angkatanku, 

“aku mau bilang, terimakasih karena sudah menjadi bagian terindah dalam masa SMA ini. mengenal kalian adalah suatu hal yang menyenangkan dannn… apa ya.. aku gak bisa mengungkapkan dengan kata-kata dah pokoknya (ini gak alay tapi ini serius), AKU SAYANG KALIAN :’) kejar mimpi-mimpi kita yaa.. baik-baik nanti ditempat yang baru”