Senin, 09 Desember 2013

MASIH DALAM DIAM-KU

*ISENG*


malam ini. aku masih merenung akan sesuatu yang aku benci tapi aku rindukan. Aku benci karena aku harus memikirkan sesuatu yang tak harus aku fikirkan sekeras dan sedalam ini. Aku rindu karena aku ada dalam sebuah pengharapan untuk bertemu dengan sosok yang saat ini aku rindukan, sosok yang  membuat aku menjadi manusia yang memikirkan hal tak pasti, dan itu membuat aku membenci diriku sendiri ketika harus mengalami hal seperti itu.

hey.. kamu.
Saat ini aku mencoba menyapamu dari kejauhan. Aku tau kamu tidak mendengarnya. Telingamu terlalu jauh untuk ku teriakkan sebuah kalimat. Suarakupun tak sampai untuk menggapai gendang telingamu yang mungkin akan biasa saja mendengar suaraku ini.

Malam ini masih sama dengan malam-malam yang lain. Semakin sepi karena terlalu banyak hal yang berubah dalam kehidupanku semenjak kamu kembali keperaduanmu untuk melakukan apa yang kamu suka hanya seorang diri, tanpa aku disampingmu yang bertanya mengenai apa yang kamu lakukan, atau bahkan... sekedar berbagi kisah akan hari-hari yang kita lewati.

Sudah berapa lama semenjak kamu pergi. Aku masih dengan aku yang dulu. Melihatmu dari kejauhan, memastikan kalau kamu masih ada untuk kulihat hari ini. Melewati jalan yang selalu kamu lewati, berharap untuk bertemu denganmu walaupun aku hanya bisa memanggil namamu atau hanya tersenyum simpul melihat wajahmu yang tampak istimewa bagiku.

terkadang, perasaam ini membuat aku menjadi manusia tolol yang tak mengerti akan akal sehat. Hampir setiap malam aku menunggumu untuk kembali. Tertidur diatas kasur dengan  suasana sepi yang tampak gelap dan hanya ada cahaya bulan yang menembus jendela kamarku. Mungkin.. suasana akan menjadi sedikit berbeda ketika aku memutar alunan musik yang biasa aku dengarkan ketika aku masih bisa bersamamu dulu. Tapi ternyata, alunan musik itu menambah kegalauan-ku di setiap malam. lagu itu, mengingatkan aku pada setiap momen yang dulu pernah aku dan kamu lakukan.

Aku masih mengingat semua itu. aku merindukan suasana ketika aku tersenyum sipul membaca pesan pendek darimu yang membuat aku menjadi wanita yang berbeda dihari itu. Aku merindukan perasaan gugupku ketika aku harus membalas pesan pendekmu itu, rasanya aku tidak bisa membaca tombol kirim sebelum aku benar-benar membaca ulang mengenai apa yang aku tulis. aku merindukan ketika aku membaca namamu muncul memenuhi kotak masuk pesan di handphoneku.

Semua yang kita lakukan hanya sebatas dengan dunia yang tidak nyata. hanya melalui benda padat, kecil, yang menyampaikan pesan tanpa melihat ekspresi darimu (read:Hp). Melalui Handphone membuat aku lebih bisa berekspresi dengan kalimatku, namun berbeda ketika aku bertemu denganmu secara langsung, aku merasa sulit berekspresi dihadapanmu. Mungkin.. senyuman, itulah yang aku bisa.

Saat ini, aku mencoba untuk bersikap biasa dihadapanmu. Aku tidak mau kamu melihat aku sebagai wanita yang tidak bisa menjaga sikap didepan laki-laki. saat ini aku hanya bisa diam. karena memang selama ini aku hanya bisa mencintaimu dalam diamku. 

Tuhan mengajariku untuk mencintaimu dalam diam. Tanpa berucap yang berlebihan. Hanya cukup memandangmu dengan anggun dan memastikan kamu tetap berada di dekatku walau tanpa status lebih dari seorang teman.

Aku masih mencintaimu dalam diam. Karena aku ingin tetap manjaga cinta ini tetap suci. Layaknya kisah cinta dari Saidatina Fatimah dan Saidina Ali yang akhirnya Tuhan pertemukan  mereka berdua  dalam sebuah ikatan suci.

Aku masih disini. Masih seperti dulu. Masih tetap melihatmu. Masih dalam cinta diamku padamu. Karena insyaallah, cinta ini karena Allah *aamiin
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar